Pembakaran Karangan Bunga Ahok-Djarot Cermin Tergerusnya Demokrasi
jpnn.com, JAKARTA - Pembakaran sejumlah karangan bunga dari masyarakat untuk pasangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada aksi May Day ribuan buruh, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (1/5) kemarin, dinilai sangat tidak terpuji.
"Bahkan bisa disebut pembakaran itu cerminan semakin tergerusnya nilai-nilai demokrasi dalam diri masyarakat," ujar Pengamat Politik Maksimus Ramses Lalongkoe, di Jakarta, Selasa (2/5).
Menurut Maksimus, karangan bunga merupakan bagian dari eskpresi positif rakyat dalam berdemokrasi. Demikian juga aksi May Day, di mana ribuan buruh menyuarakan aspirasi pada pemerintah. Namun anehnya, ada sekelompok orang mencederai hak-hak demokrasi yang ada.
"Saya kira bila karangan bunga itu dijadikan sasaran pelampiasan emosi, rasanya tidak tepat. Justru mengaburkan tujuan aksi hari buruh yang sebenarnya. Karangan bunga itu kan juga ekspresi demokrasi, tidak bisa dianggap pengganggu apalagi dibilang mengotori wajah ibu kota," ucap Ramses.
Ramses berharap lewat peristiwa yang terjadi, seluruh rakyat Indonesia dapat lebih memahami lagi arti dan makna demokrasi yang sebenarnya. Sehingga aksi-aksi serupa tidak lagi terjadi di kemudian hari.(gir/jpnn)
Pembakaran sejumlah karangan bunga dari masyarakat untuk pasangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat pada aksi May
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Kewenangan Dewan Pertahanan Nasional Dianggap Berbahaya Bagi Demokrasi dan HAM
- Buruh Jateng Menuntut UMSP 2025 Segera Ditetapkan
- MPR RI Berperan Penting jaga Stabilitas Demokrasi di Indonesia
- Demokrasi Digital Tunjuk Titi Anggraini, Meidy Fitranto, dan Emmy Samira Jadi Advisor
- Pilkada Kampar 2024: Yuyun-Edwin Menggugat ke MK
- PDIP Akan Terus Persoalkan Upaya Pembunuhan Demokrasi