Pembangkangan Sipil
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
Pemikiran mengenai pembangkangan sipil ini menginspirasi sejumlah tokoh seperti Mahatma Gandhi untuk melakukan gerakan pembangkangan sipil di India dan Nelson Mandela yang memimpin gerakan pembangkangan di Afrika Selatan.
Wujud civil disobedience ini bermacam-macam, mulai dari aksi yang berdampak langsung pada pemerintah dan keberlangsungan negara, atau aksi simbolik seperti aksi diam.
Mahatma Gandhi mengajak warga India melawan penjajahan Inggris dengan gerakan damai tanpa kekerasan.
Pada dekade 1970-an Ayatullah Khomeini di Iran mengajak publik untuk tidak membayar pajak dan listrik yang membuat negara tersebut guncang.
Dalam tiga kasus itu penguasa yang represif akhirnya kalah oleh gerakan rakyat yang masif.
Salah satu ciri utama gerakan pembangkangan sipil yang sukses adalah munculnya para pemimpin kharismatis yang mempunyai pengikut luas secara nasional.
Gandhi, Mandela, dan Khomeini, tidak diragukan lagi, adalah pemimpin nasional yang mempunyai pengaruh luas dan diakui wibawanya secara internasional.
Dalam sistem represif seperti yang dialami India, Afrika Selatan, dan Iran, karisma perorangan seorang pemimpin menjadi kunci utama.
116 organisasi menandatangani petisi menuntut pencabutan perpu dan mengancam akan melakukan pembangkangan sipil jika tuntutan tidak diindahkan.
- Mengkaji Wacana Wadah Tunggal KPK Dalam Pemberantasan Korupsi
- Anggota DPR Darmadi Durianto: Model Kepemimpinan Dirut BRI Sunarso Patut Dibanggakan
- PKB Minta BMKG-Kemenhub Serius Siapkan Mitigasi Cuaca Ekstrem Jelang Nataru
- PPN 12 Persen Berlaku 1 Januari 2025, Barang Ini yang Kena Pajak
- Saleh Senang Melihat Kiprah Kader PAN Berlatar Belakang Artis di DPR
- Forum ILO: Serikat Buruh Indonesia Tekankan Pentingnya Kolaborasi di Era Digital