Pembangunan IKN Pakai Dana PEN, Ekonom: Berdampak Negatif ke Pemulihan Ekonomi
jpnn.com, JAKARTA - Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai masuknya anggaran proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 sangat tidak relevan.
"Masih banyak penerima bantuan sosial yang belum terjangkau pemerintah dengan alasan keterbatasan anggaran," ujar Bhima saat dikonfirmasi, Kamis (20/1).
Bhima mengungkapkan pelaku usaha UMKM hanya sebagian kecil dari 64 juta unit yang mendapat bantuan dari pemerintah selama masa pandemi.
"Kalau anggaran (PEN, red) dialokasikan ke IKN, tentu ini sangat berdampak negatif ke pemulihan ekonomi," ungkap Bhima.
Di samping itu, menurut Bhima pembangunan IKN cenderung menggunakan skema penugasan kepada BUMN karya, sehingga dana pembangunan dari PEN mengalir ke BUMN lagi.
Menurut Bihma, berdasarkan beragam studi, efek pembangunan IKN terhadap ekonomi sangat kecil, yakni di bawah satu persen ke PDB. Apalagi model pembangunan IKN bertumpu kepada pembangunan gedung layanan pemerintahan yang kurang menarik ditinjau dari sisi komersil.
"Kalau tujuannya menyerap tenaga kerja, ya jangan bangun IKN sekarang, tapi berikan insentif ke usaha UMKM secara lebih masif," kata Bhima.
Lebih lanjut, 97 persen serapan tenaga kerja nasional ada di UMKM, bukan lewat pembangunan IKN.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai masuknya anggaran proyek Ibu Kota Negara (IKN) baru ke dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) 2022 sangat tidak relevan.
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor