Pembangunan Kawasan Borobudur Harus Berkoordinasi dengan UNESCO

Pembangunan Kawasan Borobudur Harus Berkoordinasi dengan UNESCO
Wisatawan menikmati suasana matahari terbit di kawasan Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (15/12/2018). ANTARA FOTO/M Agung Rajasa/aww.

jpnn.com, SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengikuti rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi bersama Badan Otorita Pariwisata secara virtual, Selasa (24/8).

Dalam rapat itu Ganjar mengusulkan agar koordinasi dengan UNESCO kaitannya dengan pembangunan dan pengembangan Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dilakukan melalui satu pintu.

Termasuk di dalamnya pembangunan dan pengembangan kawasan Borobudur di Jawa Tengah.

Menurut Ganjar, ada beberapa catatan dari UNESCO yang harus segera diselesaikan. Dia mengatakan ada dua hal yang dibahas dalam rapat tersebut.

"Pertama, terkait dengan apa yang menjadi catatan dari UNESCO. Maka saya minta beberapa catatan ini ada yang menjadi jubir , satu pintu untuk bicara," katanya saat ditemui usai rapat.

Ganjar menjelaskan juru bicara tersebut nanti yang akan menyampaikan seluruh data, informasi, dan fakta yang ada kepada UNESCO, begitu juga sebaliknya.

"Nah saya minta itu agar apa yang kemarin menjadi beberapa catatan, misal ini kok terlalu masif bangunannya, ini kok terlalu dekat dengan Borobudur, dan sebagainya, itu bisa cepat dijelaskan agar kita semua menjadi rapi. Kita saling menyesuaikan, itu penting," tegasnya.

Selain itu, hal lain yang perlu diperhatikan dalam pengembangan dan pembangunan kawasan Borobudur adalah terkait tata ruang.

Menurut Gubernur Ganjar Pranowo ada beberapa catatan dari UNESCO yang harus segera diselesaikan untuk kawasan wisata termasuk Borobudur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News