Pembangunan Rumah Subsidi Tembus 30 Persen
Dengan demikian, potensi pasarnya masih sangat besar bagi para pengembang.
’’Masih ada banyak orang yang butuh rumah, tapi belum tersedia. Sebab, pengembang tidak mampu memberikan pembangunan dengan harga murah seperti yang disarankan pemerintah,’’ tuturnya.
Soepratno juga mengakui bahwa permintaan hunian tidak pernah menurun meski setiap tahun terus dibangun.
Karena itu, pihaknya terus mendorong para pengembang untuk membangun hunian demi mencukupi permintaan yang ada.
’’Kalau pembangunan perumahan di Surabaya memang sudah terbatas untuk pengembangan landed house. Jadi, sekarang banyak pengembang yang membangun hunian vertikal untuk mengatasi keterbatasan lahan. Begitu juga pemerintah yang membangun rumah susun untuk kalangan menengah ke bawah,’’ katanya.
Apersi mendorong para pengembang untuk melakukan pembangunan bergantung segmen pasar masing-masing.
’’Pembangunan harus seimbang. Artinya, pemenuhan rumah harus untuk semua segmen. Karena bukan kalangan menengah atas saja yang butuh, tapi kalangan menengah bawah juga butuh,’’ tambahnya.
Apersi memprediksi pertumbuhan pasar properti di Jatim tahun ini sekitar 15 persen.
Asosiasi Pengembang dan Perumahan Seluruh Indonesia (Apersi) Jawa Timur menargetkan bisa membangun 12 ribu unit rumah bersubsidi selama 2017.
- Fasilitas di Arandra Residence Kini Semakin Lengkap dengan Hadirnya Superindo
- Berpengalaman 19 Tahun, Safira Group Wujudkan Hunian Impian di Solo Raya
- Sektor Properti di Batam Diprediksi Meningkat di 2025
- Vasanta Group Luncurkan Hunian untuk Keluarga Muda, Pemandangan Tepi Danau
- Optimisme Kondisi Ekonomi Nasional Dukung Kinerja Positif Industri Properti
- Sektor Properti Indonesia Bertumbuh, LPKR Pacu Penjualan Produk Andalan