Pembangunan Terowongan MRT Jakarta Tahap Pertama Sudah Setengah Jalan

Kemacetan lalu lintas Jakarta termasuk yang terburuk di dunia; delapan jalur tol seringkali macet di pintu keluar dan antrian panjang berderet di gerbang tol tempat di mana pengemudi harus berhenti untuk membayar tarif tol.
Perjalanan dua jam bisa berlipatganda jika hujan turun.
Di kota berpenduduk 10 juta orang ini, seringkali para pekerja datang terlambat, dan polusi jauh lebih buruk dari yang seharusnya.
Dono Boestami mengatakan, kondisi itu telah merugikan negara dalam jumlah yang besar.
"Kerugian ekonominya sekitar 65 triliun rupiah per tahun, jika pada tahun 2020 Jakarta tak memperbaiki sistem transportasinya," sebutnya.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," sambung Dono.
MRT ini dibangun dengan teknologi Jepang dan juga pinjaman dari Jepang, meskipun pemerintah Jakarta memiliki proyeknya.
Jakarta terletak di salah satu wilayah yang paling rawan gempa di dunia - tapi terowongan beton kereta bawah tanah tersebut menggunakan sistem 'melayang' di tanah liat, bukannya berlabuh atau menempel di batuan dasar.
Terowongan kereta bawah tanah pertama di Jakarta telah mencapai setengah dari jarak 6 kilometer, meningkatkan harapan bahwa proyek Mass Rapid Transit
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia