Pembangunan Terowongan MRT Jakarta Tahap Pertama Sudah Setengah Jalan
Kemacetan lalu lintas Jakarta termasuk yang terburuk di dunia; delapan jalur tol seringkali macet di pintu keluar dan antrian panjang berderet di gerbang tol tempat di mana pengemudi harus berhenti untuk membayar tarif tol.
Perjalanan dua jam bisa berlipatganda jika hujan turun.
Di kota berpenduduk 10 juta orang ini, seringkali para pekerja datang terlambat, dan polusi jauh lebih buruk dari yang seharusnya.
Dono Boestami mengatakan, kondisi itu telah merugikan negara dalam jumlah yang besar.
"Kerugian ekonominya sekitar 65 triliun rupiah per tahun, jika pada tahun 2020 Jakarta tak memperbaiki sistem transportasinya," sebutnya.
"Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali," sambung Dono.
MRT ini dibangun dengan teknologi Jepang dan juga pinjaman dari Jepang, meskipun pemerintah Jakarta memiliki proyeknya.
Jakarta terletak di salah satu wilayah yang paling rawan gempa di dunia - tapi terowongan beton kereta bawah tanah tersebut menggunakan sistem 'melayang' di tanah liat, bukannya berlabuh atau menempel di batuan dasar.
Terowongan kereta bawah tanah pertama di Jakarta telah mencapai setengah dari jarak 6 kilometer, meningkatkan harapan bahwa proyek Mass Rapid Transit
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat