Pembangunannya Menghabiskan Dana Rp 85 Miliar, Masjid Terbesar Melbourne Resmi Dibuka untuk Umum

Mahasiswa PhD asal Bangladesh ini mengaku sejak itu istrinya ketakutan keluar rumah dan mereka terpaksa pindah ke daerah dengan komunitas Muslim yang lebih besar.
Tapi menurut data yang dikumpulkan, 51 persen insiden terjadi pula di "pinggiran kota yang lebih beragam secara multikultural".
Begitu pula dengan lokasi yang dijaga oleh satpam dan kamera CCTV, tampaknya tidak menghalangi pelaku.
Insiden Islamofobia dilaporkan terjadi di toko (15 persen), transportasi umum (12 persen), pusat rekreasi dan taman (12 persen), serta sekolah dan universitas (11 persen).
Puncak gunung es
Penulis laporan tersebut, Dr Derya Iner dari Pusat Studi Islam dan Peradaban Universitas Charles Sturt, menyebut kasus yang dianalisis "hanyalah puncak gunung es".
"Islamofobia, seperti kejahatan kebencian lainnya, secara konsisten tidak dilaporkan," katanya.
"Hambatan teknis untuk pelaporan termasuk akses terbatas ke alat pelaporan dan kurangnya kemampuan bahasa Inggris," tambah Dr Derya.
"Korban juga tidak melapor karena rasa malu yang terkait, persepsi bahwa insiden itu 'normal' dan terlalu sering, dan pengalaman bahwa pelaporan kurang bermanfaat," jelasnya.
Masjid Raya Melbourne yang terletak di Tarneit resmi dibuka untuk umum di tengah lonjakan laporan insiden Islamofobia
- Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
- Dunia Hari Ini: Unjuk Rasa di Turki Berlanjut, Jurnalis BBC Dideportasi
- Dunia Hari Ini: Kebakaran Hutan di Korea Selatan, 24 Nyawa Melayang
- 'Jangan Takut': Konsolidasi Masyarakat Sipil Setelah Teror pada Tempo
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Krisis Telur, Sampai Terpaksa Impor
- Pemerintah Australia Umumkan Anggaran Baru, Ada Kaitannya dengan Migrasi