Pembantaian di Hari Terakhir Kerja, 12 Pegawai Negeri Tewas Bersimbah Darah
Dari satu mulut ke telinga lainnya, seluruh gedung dan sekitarnya pun sadar bahwa ada seorang penembak di perkantoran pemerintah Virginia Beach. Terutama, di saat polisi setempat datang dan mulai beradu peluru dengan Craddock.
Megan Banton, seorang karyawan, terpaksa mendengarkan sekitar 60 suara letusan senjata api itu sepanjang sore. Dia dan 20 pekerja lainnya bersembunyi di sebuah ruang lantai 2 Building 2 sambil menutup mulut. Tak ingin lokasi mereka diketahui.
Di balik pintu yang diganjal meja, beberapa karyawan sudah mengucurkan air mata. Sedangkan Banton hanya teringat dengan balita yang ditinggal di rumah. "Saya tak tahu apa yang akan terjadi. Tak ada yang pernah menyangka bahwa gedung ini bakal jadi lokasi serangan penembakan," ungkap dia kepada Agence France-Presse.
Pada akhirnya, polisi berhasil melumpuhkan Craddock. Meski sudah menyiapkan amunisi tambahan, pelaku itu terkena tembakan fatal. Polisi sudah mencoba penanganan darurat, tapi gagal.
Kepala Kepolisian Virgina Beach James A. Cervera mengatakan, total 12 orang tewas akibat aksi keji itu. Dia bersyukur bahwa aparat bisa menekan jumlah korban dengan langsung mengonfrontasi pelaku.
"Warga Virginia Beach bisa beristirahat dengan tenang malam ini. Tak ada lagi yang mengancam komunitas lokal," ungkapnya sebagaimana dilansir New York Times. (M. Salsabyl Ad'n/c10/dos)
Video Pilihan Redaksi Hari ini:
Amerika Serikat (AS) belum imun terhadap penyalahgunaan senjata api dan serangan masal. Nyaris setiap tahun berulang. Belum ada obat yang cespleng untuk mengatasi hal tersebut.
Redaktur & Reporter : Adil
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Prabowo Bertemu Joe Biden, Bahas Situasi di Gaza