Pembatalan Calon Dubes AS

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menyampaikan kekecewaannya karena Harry Harris tidak akan datang ke Canberra untuk menjabat sebagai duta besar Amerika Serikat.
- Harry Harris ditempatkan di Korea Selatan bukan Australia
- Malcolm Turnbull mengatakan dirinya sudah mengetahui pembatalan Harry Harris untuk "beberapa waktu"
- Dia belum berbicara dengan Presiden AS Donald Trump sejak perubahan ini ditetapkan.
Sebelumnya sudah dikonfirmasikan pada Rabu (25/4/2018) kalau Laksamana Harry Harris malah akan dikirim ke Korea Selatan sebagai seorang utusan.
PM Malcolm Turnbull, berbicara dari Villers-Bretonneux setelah upacara Kebaktian Hari Anzac, mengatakan dirinya sudah mengetahui tentang keputusan pembatalan itu sejak "beberapa waktu".
"Saya kecewa bahwa Harry Harris tidak datang karena dia adalah teman yang sangat baik, dan saya pikir Harry akan kecewa dia tidak datang ke Canberra juga karena dia benar-benar mencintai Australia," katanya.
Namun dia mengatakan dirinya mengerti mengapa pemerintahan Trump telah memutuskan untuk mengirim Laksamana ke Korea Selatan.
"Dia adalah pria dengan pengalaman dan kemampuan luar biasa dan mengingat situasi yang terjadi di Semenanjung Korea, mengingat ketegangan di sana, saya dapat memahami mengapa Presiden [Donald Trump] memutuskan bahwa keahlian dan pengalaman Laksamana akan dapat dimanfaatkan dengan lebih baik di Korea daripada di Australia, "kata PM Malcolm Turnbull.
Dia tidak akan tertarik menanggapi pendapat mantan Perdana Menteri Kevin Rudd bahwa keputusan itu membuat Australia terlihat seperti "sekutu kelas dua".
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia
- Dunia Hari Ini: Katy Perry Ikut Misi Luar Angkasa yang Semua Awaknya Perempuan
- Dunia Hari Ini: Demi Bunuh Trump, Remaja di Amerika Habisi Kedua Orang Tuanya