Pembatasan Plus Kenaikan BBM Lebih Efektif
Senin, 23 Januari 2012 – 10:20 WIB
Intinya, lanjut dia, negeri ini harus mengurangi subsidi BBM. Karena subsidi model ini tidak tepat sasaran. Selama ini BBM bersubsidi lebih banyak digunakan oleh kalangan bermobil. Subsidi akan tepat sasaran jika diperuntukan bagi peningkatan kesejahteraan rakyat.
Baca Juga:
”Kita juga harus mengurangi ketergantungan terhadap minya. Sebab harga minyak dunia terus naik dan suatu saat akan habis. Kalau subsidi dikurangi, orang yang menggunakan gas dan bahan bakar nabati akan lebih banyak,” jelasnya.
Masyarakat Indonesia tidak boleh meniru orang Nigeria yang protes keras ketika harga BBM dinaikkan oleh pemerintahnya. Pasalnya, Nigeria memiliki cadangan minyak 9 kali lebih besar dari Indonesia. Produksinya 2,5 kali lebih banyak, jumlah penduduknya hanya setengah dari penduduk Indonesia, sehingga pemakaian minyak domestik hanya 25 persen dari total produksi. ”Dengan kondisi seperti itu, wajar orang Nigeria protes kenaikan harga minya,” jelas Widjajono.
Sedangkan produksi minyak Indonesia hanya 900 ribu barel per tahun, impor sudah mencapai 700 ribu barel per tahun. Uang pemerintah banyak dihabiskan untuk impor minyak. Pengasilan Indonesia dari minyak pada 2011 sekitar Rp 270 triliun. Subsidi transportasi menghabiskan 165 triliun, dan subsidi listrik Rp 45 triliun.
JAKARTA–Program pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi akan lebih efektif jika dibarengi dengan kenaikan harga. Dengan demikian, beban
BERITA TERKAIT
- Jasaraharja Putera Tingkatkan Kesiapsiagaan lewat Simulasi Gempa Bumi
- CEO Olahkarsa Raih Penghargaan Asia’s Most Admirable Young Leaders di Ajang ACES 2024
- PrismaLink & UNDIRA Kolaborasi Mempermudah Akses Pembayaran Mahasiswa
- QRIS Bantu Transaksi Lebih Aman, Ekosistem Perlu Diperkuat
- Harga Emas Antam Hari Ini 19 November Naik Lagi, Berikut Daftarnya
- PNM Siapkan Nasabah Terbaik Terjun di Pasar Digital lewat Mekaarpreneur