Pembayaran Gaji Rendah Terus Berlangsung di Australia
Banyak pengusaha di Australia mengaku tak sadar bila gaji yang mereka bayarkan ke pegawainya tidak sesuai dengan ketentuan, namun ada pula yang sengaja melakukannya.
Hal ini terungkap dalam temuan terbaru dari badan pengawas hubungan industrial, Fair Work Commission (FWO), saat melalukan audit terhadap puluhan usaha cafe dan restoran cepat saji di daerah Gold Coast.
Sedikitnya 50 tempat makan murah yang tersebar di suburb Southport dan Broadbeach diaudit keuangannya oleh FWO.
Hasilnya, 88 persen di antaranya melanggar UU Ketenagakerjaan, dengan kekurangan pembayaran gaji sebesar $215.707 (Rp2,1 miliar lebih) berhasil diselamatkan.
Menurut FWO, bentuk-bentuk pelanggaran yang paling sering terjadi yaitu tidak adanya catatan transaksi dan bukti slip gaji.
Sandra Parker dari FWO menyebutkan, banyak pengusaha yang diaudit ini mengaku tidak sadar apa yang mereka lakukan itu sebagai suatu pelanggaran.
"Temuan kami menunjukkan sebagian di antara mereka ini memang tidak paham aturan, namun ada juga sebagian yang sengaja memanfaatkan situasi," jelasnya.
Pemilihan jenis usaha yang diaudit kali ini, menurut FWO, didasarkan atas pertimbangan bahwa tempat makan murah dan cepat saji tersebut "mempekerjakan 35 persen pekerja migran yang sangat rentan untuk dieksploitasi".
Banyak pengusaha di Australia mengaku tak sadar bila gaji yang mereka bayarkan ke pegawainya tidak sesuai dengan ketentuan, namun ada pula yang sengaja melakukannya
- Dunia Hari Ini: 51 Pria Dijatuhkan Hukuman Atas Kasus Pemerkosaan Prancis
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Jadi Mitra Strategis Kementan, Kementrans Siap Bantu Penyediaan Tenaga Kerja
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Pemakai Narkoba di Indonesia Kemungkinan Akan Dikirim ke Rehabilitasi, Bukan Penjara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina