Pembekuan Darah Terkait AstraZeneca Ditemukan Pada Perempuan di Bawah 55 Tahun

Sejumlah pakar kesehatan menyatakan dukungan untuk penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca secara nasional di Australia, meskipun regulator di Eropa menyimpulkan adanya kemungkinan hubungan dengan kasus pembekuan darah.
Badan Obat-obatan Eropa (European Medicines Agency atau EMA) dalam evaluasi pendahuluannya menyebut meski risiko ini setara dengan populasi, namun tak dapat mengesampingkan hubungan vaksin dengan kasus pembekuan darah yang terkait dengan trombosit darah rendah.
Pembekuan darah langka ini hampir semuanya terjadi pada perempuan berusia di bawah 55 tahun, kelompok usia yang justru tidak berisiko tinggi mengalaminya.
Namun, EMA memastikan manfaat vaksin masih lebih besar daripada risikonya.
Pakar virus dari University of Adelaide Profesor Dr Farhid Hemmatzadeh mengatakan dia sendiri tetap akan memilih vaksin AstraZeneca.
Profesor Farhid menegaskan vaksin buatan Oxford AstraZeneca adalah vaksin teraman yang ada dalam daftar vaksin saat ini.
Sebelumnya ada 25 kasus langka pembekuan darah dari 20 juta vaksinasi di Eropa yang menggunakan AstraZeneca.
Sejumlah negara kemudian menangguhkan penggunaan vaksin ini dan mendorong EMA untuk menyelidikinya.
Badan obat-obatan Eropa telah melakukan penyelidikan terkait efek samping vaksin COVID-19 produksi AstraZeneca
- Sulitnya Berbaik Sangka kepada Danantara
- Temu Mencoba Masuk Indonesia, Tapi Bukan Itu yang Dikhawatirkan UMKM
- Presiden AS dan PM Inggris Bertemu Untuk Akhiri Perang Ukraina
- Istri Mantan Atlet Australia Ingin Suaminya Ikut Diadili dalam Kasus Prostitusi
- Pemerintah dan Apple Sepakati Perjanjian, iPhone 16 Boleh Dijual di Indonesia
- Kabar Australia: Akhir Manis untuk Persahabatan Seekor Burung dan Anjing