Pembelaan Gubernur dari PKS untuk Ritual Kendi Nusantara

jpnn.com, PADANG - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah angkat bicara soal keikutsertaannya dalam penggabungan air dan tanah dari seluruh provinsi di Nusantara, Kalimantan Timur pada Senin (14/3).
Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu memastikan tidak ada ritual yang bertentangan dengan akidah tauhid dalam kegiatan bersama Presiden Joko Widodo itu.
"Saya sampai akhir di sana, tidak ada ritual apa pun," kata Mahyeldi kepada JPNN Sumbar di UIN Imam Bonjol, Padang, Selasa (15/3).
Pejabat yang kerap disapa Buya itu mengatakan selama kegiatan hanya ada penyerahan tanah dan air sebagai simbol pesatuan.
Setiap gubernur membawa air dan tanah dari provinsi masing-masing. Air dan tanah itu konon merupakan wujud persatuan Indonesia.
"Hanya penyerahan air dan tanah secara simbolis untuk persatuan," kata pria kelahiran Bukittinggi, 25 Desember 1966 itu.
Mahyeldi mengatakan Jokowi dalam pidatonya menyebut air dan tanah dari 34 provinsi itu melambangkan kebinekaan.
Politikus yang juga mubalig tersebut merasa tidak ada perbuatan yang melanggar tauhid pada kegiatan simbolis itu.
Simak pernyataan gubernur dari PKS tentang ritual kendi Nusantara yang mengundang kontroversi.
- Soal Band Sukatani, Rampai Nusantara Menilai Kapolri Sangat Terbuka dengan Kritik
- Hasto Minta KPK Periksa Keluarga Jokowi, Tessa Bilang Begini
- Ada Dukungan Jokowi, Persis Gagal Kalahkan 10 Pemain Semen Padang
- Bendera PSI Perorangan Berkibar di Sejumlah Ruas Jalan Jakarta
- Respons Ketua KPK soal Desakan Hasto agar Memeriksa Keluarga Jokowi
- Darmizal Tegaskan Jokowi Fokus pada Kemajuan Bangsa, Bukan Partai Super Tbk