Pembelajaran Tatap Muka Harus Segera Dilakukan
jpnn.com, JAKARTA - Kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) harus segera dilakukan demi mengindari anak Indonesia dari kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss).
Data UNICEF Education COVID-19 Response Oktober 2020 mencatat, Indonesia adalah satu di antara empat negara di Asia Timur dan Asia Pasifik yang belum melakukan PTM secara penuh.
Sampai akhir Oktober tahun lalu, 85 persen negara di dua kawasan tersebut sudah membuka sekolah secara penuh.
Pengamat Sosial Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan kembalinya pembelajaran tatap muka menjadi hal yang baik, khususnya terkait penguatan interaksi para siswa.
Konsep hybrid, menggabungkan antara pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh (PJJ), yang akan dijalankan dinilai akan jauh lebih sempurna di tengah situasi saat ini.
Dia menjelaskan, PJJ mendorong anak untuk bisa dengan mudah dan kreatif mengeksplorasi pengetahuan, sementara PTM akan membantu manifestasinya.
“Budaya online akan mengisi kognisi, tetapi untuk melatih dan mempraktikkan membutuhkan ruang offline. Ke depan akan sangat sulit dihindari kehidupan hybrid ini,” ujar Devie di Jakarta.
PTM juga dinilai akan membuat proses transformasi pendidikan yang mengedepankan kerja sama, interaksi antar-siswa dan guru di kelas berjalan efektif.
Kebijakan pembelajaran tatap muka (PTM) dirasa harus segera dilakukan demi mengindari anak Indonesia dari kehilangan kemampuan dan pengalaman belajar (learning loss).
- Ada Misa Agung, 208 Sekolah di Jakarta Belajar Jarak Jauh pada 5 September
- Kualitas Udara Sedikit Membaik, Pemkot Kembali Berlakukan Pembelajaran Tatap Muka
- Kabaharkam Polri Hadir di Papua Untuk Tatap Muka dengan Bhabinkamtibmas
- Nestle Dancow Gelar Program ADKSS Bantu Ratusan Ribu Bunda Menyiapkan Anak ke Sekolah
- Ada KTT ASEAN, 1.108 Sekolah di Jakarta Terapkan Belajar dari Rumah
- Sekolah di Sekitar Venue KTT ASEAN Akan Belajar dari Rumah, Simak Tanggalnya