Pembentukan Karakter tak Semata Persoalan Agama

jpnn.com, JAKARTA - Kementerian agama akan memanfaatkan momentum Perpres 87/2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) untuk melakukan standarisasi pelayanan dan pembelajaran yang ada di pesantren.
Menurut Dirjen Pendidikan Agama Islam (Pendis) Kamaruddin Amin, pendidikan agama memang bisa dijadikan instrumen pembentukan karakter. Namun pembentukan karakter tidak semata persoalan agama.
”Di pesantren selama ini pemahaman agama sangat bagus, tapi seperti ajaran nasionalisme, gotong royong, kemandirian, menghargai perbedaan itu harus diperkuat lagi,” kata Amin, seperti diberitakan Jawa Pos.
Amin menyebut, momentum Perpres PPK bertepatan dengan program Kemenag menstandarisasi pesantren.
Kemenag telah menginventarisir kitab-kitab apa saja yang diajarkan di pesantren. ”Nanti kami bikin daftar kitab-kitab yang mu’tabarah (standar,Red), itu apa saja,” katanya.
Program ini dilakukan untuk memperkuat koordinasi dan hubungan institusional antara pesantren dan Kemenag.
Amin menyebut bahwa izin operasional pesantren berada di Kemenag, bantuan-bantuan berupa perlindungan regulasi, sarana dan prasarana serta bantuan peningkatan SDM juga sering diberikan Kemenag.
Meski demikian, Amin menyatakan Kemenag tidak berusaha untuk melakukan akreditasi terhadap lembaga non-formal seperti Pondok Pesantren.
Pendidikan agama memang bisa dijadikan instrumen pembentukan karakter. Namun pembentukan karakter tidak semata persoalan agama.
- Pesantren 1.000 Cahaya, Misi Pendidikan Ramadan untuk Anak Yatim dan Disabilitas
- Dadang Iskandar: Pendidikan Agama Sejak Dini Bentuk Pemimpin Masa Depan
- Kerja Sama Polri-PBNU Dinilai Efektif Kurangi Kekerasan di Pesantren
- Raker dengan Menag, HNW Usulkan Sertifikasi Tanah Gratis untuk Madrasah dan Pesantren
- Penguatan Pendidikan Santri, Langkah Menuju Indonesia Emas 2045
- Pimpinan Pesantren di Lombok Tengah Diduga Setubuhi 5 Santriwati