Pembentukan Kodam & Ratusan Batalion Baru Bukan untuk Militerisme, Rakyat Akan Sangat Terbantu

“Itu masih sangat jauh (dibandingkan jumlah penduduk, red),” imbuhnya.
Namun, Maruli meyakini keberadaan kodam dan batalion baru akan menggerakkan perekonomian daerah. Dia mencontohkan satu batalion baru di sebuah kabupaten berarti akan menambah perputaran uang di daerah.
Misalnya, dengan gaji rata-rata personel di batalion baru sekitar Rp 5 juta, akan ada tambahan uang mengalir ke daerah sekitar Rp 5 miliar per bulan.
Dengan asumsi masing-masing personel membelanjakan 40 persen dari gaji mereka di daerah, maka efek ekonominya akan sangat signifikan.
Maruli menyebut keberadaan batalion-batalion baru itu akan memunculkan berbagai kegiatan perekonomian di masyarakat, seperti warung, tukang jahit, dan usaha-usaha lainnya. “Itu sangat berpengaruh,” katanya.
Tentara yang lama berkarier di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) itu menambahkan personel BTP akan mendapat pelatihan lain untuk membantu masyarakat.
“Mereka nanti sudah dilatih untuk petrnakan, pertanian, pembangunan, dan lainnya untuk membantu pemda dan masyarakat daerah,” katanya.
Soal adanya pendapat yang menyebut pembentukan ratusan BTP itu akan mengembalikan militerisme, Maruli tidak menafikan anggapan itu. Meski demikian, dia menjamin hal itu tidak akan terjadi
KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak menegaskan pembentukan kodam dan ratusan batalion baru bukan untuk militerisme, rakyat akan sangat terbantu.
- Kerja Sama TNI-Unud Disorot, Kolonel Agung Bilang Begini
- Dedi Mulyadi Buka Opsi Revisi Kerja Sama dengan TNI AD
- TB Hasanuddin Minta Kerja Sama Pemprov Jabar dan TNI AD Ditangguhkan, Ini Alasannya
- Kerja Sama Dedi Mulyadi & KSAD Dinilai Melanggar UU TNI
- Optimalisasi Lahan Tidur, Pupuk Indonesia Gandeng TNI AD dan PTPN
- Versi Jenderal Maruli, Letkol Teddy Tak Perlu Mundur dari Militer, Begini Penjelasannya