Pembentukan Komisi Perlindungan KPK Tak Penting
Jumat, 16 September 2011 – 18:45 WIB
Justru Pram mengaku berkali-kali menegaskan, yang perlu dilakukan saat ini bagi KPK adalah supaya lembaga tersebut mempunyai pimpinan yang memiliki identitas mumpuni. Namun, jelas dia, karena penetuan Pimpinan KPK itu harus melewati usulan Presiden, proses seleksi oleh pemerintah dan proses politik di DPR, langkah itu dinilainya dapat menghambat untuk mendapatkan orang-orang yang bernyali, berani, capable dan kredibel serta independen.
Makanya, Pram menegaskan, sebenarnya tidak perlu meributkan delapan atau sepuluh nama yang telah dikirim Pansel Capim KPK ke DPR. Tapi, fokus pada pencarian sosok yang benar-benar tepat memimpin KPK. "Kalau ada apa-apa dengan KPK, rakyat yang akan memberikan dukungan kepada KPK. Tidak perlu badan atau komisi perlindungan KPK," ungkapnya.
Wakil Ketua DPR RI dari Partai Golkar, Priyo Budi Santoso kaget mendengar wacana itu. "Saya kaget, ini perlindungan apalagi? KPK sudah super power, kepolisian, kejaksaan sudah dicentrum ke KPK. Hanya Gusti Allah yang bisa lindungi KPK," kata Priyo di kesempatan yang sama.
Dia menilai wacana itu mengada-ngada dan tidak perlu sebab KPK sudah memiliki kewenangan besar. "Terpenting sekarang bagaimana mwncari figur setengah dewa untuk memimpin KPK. Kalau tidak ada, yang mendekati saja. Terpenting itu KPK harus bebas dari intervensi istana (rezim SBY), partai politik dan LSM," pungkas Priyo. (boy/jpnn)
JAKARTA - Kerap dihajarnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) maupun tekanan dari berbagai sudut yang diterima pada pimpinan lembaga superbody dijadikan
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Soal Kenaikan PPN 12 Persen, Wihadi Sebut PDIP Buang Muka
- Cuaca Hari Ini: Hujan Berpotensi Mengguyur Mayoritas Kota Besar di Indonesia
- INSPIRA Sebut Kapolri Sigit Bawa Perubahan di Polri
- 5 Berita Terpopuler: Cermati 11 Ketentuan KepmenPAN-RB 634 soal Honorer TMS & Belum Melamar, Ada Jabatan yang Disorot
- Tim Gabungan Siap Amankan 335 Gereja saat Perayaan Natal di Bali
- Puncak Kenaikan Penumpang di Terminal Amplas Diprediksi Pada 22 Desember 2024