Pemberian Gelar Doktor Raja Arab Terus Dikecam
Jumat, 26 Agustus 2011 – 22:20 WIB
"Orang UI tidak boleh bingung harus bereaksi dan melawan," katanya. "Harusnya dahulukan kepentingan bangsa daripada almamater," kata Tamrin Amal.
Baca Juga:
Anggota Dewan UI lainnya, Meli, mengatakan bahwa pemberian gelar itu tanpa sepengetahuan keluarga besar UI. Mestinya, kata dia, rektor bertindak atas nama warga UI. "Tapi ini bertindak sebagai individu," kata Meli di tempat yang sama.
Sementara itu, Migrant Care yang konsen terhadap permasalahan TKI di luar negeri juga menolak keras pemberian gelar Doktor HC dari UI kepada Raja Arab Saudi. Mereka menilai itu sudah mengabaikan prinsip kemanusiaan.
Sebelumnya, Anggota DPR RI Rieke Dyah Pitaloka juga mempertanyakan pemberian gelar ini. Dia menyatakan, harusnya sebagai lembaga akademis, UI melakukan kajian, analisa mengenai permasalahan TKI di luar negeri, lalu memberi masukan kepada pemerintah untuk memertimbangkan dalam pengambilan kebijakan. Namun, politisi PDI Perjuangan itu kesal, UI malah memberi gelar doktor HC kepada Raja Arab Saudi. "Apa alasan sebenarnya," katanya, beberapa hari lalu. (boy/jpnn)
JAKARTA -- Sejumlah kalangan mengecam pemberian gelar Doktor Honoris Causa kepada Raja Arab Saudi, Abdullah, oleh Universitas Indonesia (UI). Pengecaman
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gibran Minta Sistem Zonasi PPDB Dihilangkan, Mendikdasmen: Masih Pengkajian
- Ganesha Operation Award 2024 Jadi Ajang Penghargaan Bagi Pengajar dan Alumni
- INSEAD Business School, Jadikan Kerja Sama FWD Group & BRI Life Sebagai Studi Kasus
- Direksi ASABRI Mengajar Para Mahasiswa Magister Universitas Pertahanan
- Pilih Hotel sebagai Fasilitas Kampus, CEO UIPM Beri Penjelasan Begini
- Eramet & KBF Berikan Beasiswa untuk Mahasiswa Indonesia Timur, Ini Harapan Gubernur Sulut