Pemberitaan Kasus Bank Century Bisa Merugikan Prabowo
jpnn.com, JAKARTA - Pemberitaan Asia Sentinel terkait Bank Century menjadi Bank Mutiara, diprediksi bisa menggerus elektabilitas pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan elektabilitas Prabowo-Sandi ikut tergerus.
Pertama, keduanya tak hanya diusung oleh Partai Gerindra, PKS dan PAN, tapi juga oleh Partai Demokrat yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Dengan demikian citra miring dari pemberitaan tersebut ikut melekat ke pasangan Prabowo-Sandi.
"Berita tersebut bisa mengerus elektabilitas Prabowo-Sandi, karena Partai Demokrat memantik sentimen negatif, merusak citra Prabowo," ujar Pangi kepada JPNN, Jumat (14/9).
Kedua, ketika Prabowo-Sandi mengetahui adanya pemberitaan tersebut, namun tetap memberi ruang bagi PD mendukungnya, muncul kesan Ketua Umum DPP Partai Gerindra itu tidak tegas.
Sikap tersebut diprediksi berpengaruh besar terhadap persepsi masyarakat. Apalagi, sebagian kader partai berlambang mercy diketahui malah mendukung pasangan Joko Widodo - Ma'ruf Amin di Pilpres 2019.
"Prabowo sebenarnya mesti memberi teguran dan mengingatkan SBY. Karena sikap Demokrat belakangan mengacaukan soliditas dukungan parpol koalisi. Bagaimana ceritanya mendukung sebagian. Jadi kesannya, membebaskan para kader mendukung Jokowi atau Prabowo," pungkas Pangi. (gir/jpnn)
Citra miring dari pemberitaan Bank Century bisa ikut melekat ke pasangan Prabowo-Sandi.
Redaktur & Reporter : Ken Girsang
- Dikriminalisasi dan Eksekusi Pengadilan Mandek, Tony Budidjaja Minta Perlindungan ke Prabowo
- Prabowo Berkomitmen Akhir 2025 Indonesia tak Lagi Impor Beras hingga Jagung
- Wujudkan Program Swasembada Pangan, BUMN Bersinergi dengan Kementerian Lainnya
- Tidar Sukses Gelar Pra-Kongres IV, Ini Beragam Kegiatannya
- Temuan Litbang Kompas Jadi Tanda Kinerja Prabowo-Gibran Dirasakan Rakyat
- Prabowo Setujui Anggaran Rp 48,8 T untuk Lanjutkan Pembangunan IKN