Pemberitaan Kunjungan Trump Oleh Media China Dibanding Media Barat
Di saat Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menempuh perjalanan ke Asia, media Barat telah melacak bagaimana pemimpin AS ini menangani pertemuan tingkat tinggi dengan para pemimpin Asia Pasifik.
Yang paling penting bisa dibilang merupakan inti dari tur Trump ke, China, di mana pemimpin AS tersebut diharapkan untuk segera mengatasi masalah-masalah paling penting di kawasan ini - terutama stabilitas perdagangan dan regional - dengan Presiden Xi Jinping, yang negaranya telah lama dituduh sebagai "manipulator mata uang", tak menggunakan pengaruhnya untuk mengendalikan Korea Utara.
Tetapi sementara kunjungan Trump di Beijing pada umumnya digambarkan media Barat sebagai salah satu perjalanan dari orang yang tak bisa diprediksi -dengan peringkat persetujuan rendah -yang ditugaskan untuk menyelesaikan beberapa masalah terberat di kawasan ini, media China sebagian besar justru bersikap datar dan tenang menanggapi keseluruhan pertemuan itu, menjaga fokus mereka pada keramahan dan dominasi globalnya sendiri, sambil menambahkan bahwa berurusan dengan China sebenarnya memerlukan diplomasi "nyata".
Beijing menjamu delegasi, tak hanya Trump
Sementara perdagangan dan Korea Utara jadi topik paling menonjol di media China, pertemuan tingkat tinggi itu lebih digambarkan sebagai salah satu delegasi "Amerika" datang untuk membahas "kepentingan bersama," dibandingkan dengan fokus media Barat terhadap Trump sendiri.
Malahan, kejengkelan dan pelecehan Trump terhadap Beijing selama bertahun-tahun -yang mudah untuk dilupakan mengingat sebagian besar warga China dilindungi dengan pembatasan internet -diabaikan sama sekali sementara karpet merah "kunjungan kenegaraan" tetap digelar untuk "delegasi" Trump.
Artikel yang sama juga menunjukkan bagaimana 100 delegasi Amerika ini datang ke China untuk "menggali emas" sementara seorang pakar bernama Dr Song Guoyou menunjukkan bahwa Trump membawa lebih banyak delegasi berpaham "tradisional" ketimbang berpaham "baru" yang pernah dimiliki mantan Presiden Barack Obama.
Trump diharapkan untuk segera mengatasi masalah-masalah paling penting dengan Presiden Xi Jinping.
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer
- Trump Bakal Menghukum Petinggi Militer yang Terlibat Pengkhianatan di Afghanistan
- Joe Biden Izinkan Ukraina Pakai Rudal Jarak Jauh AS untuk Serang Rusia
- Medali Debat
- Pemerintahan Sederhana