Pemberontak Muslim Thailand Berondong Desa
Kamis, 19 Juli 2012 – 10:01 WIB
NARATHIWAT - Sedikitnya dua warga sipil dan seorang tentara tewas ketika sekitar 25 militan melakukan serangan simultan di sebuah desa dan pos penjagaan militer di wilayah selatan Thailand. Militer Thailand mengatakan, para militan Islam yang mengendarai truk pick-up dan sepeda motor tiba di desa yang berlokasi di distrik Rueso di Provinsi Narathiwat hari Selasa (17/7) malam dan menembak mati seorang pria muda dan wanita lanjut usia.
Dilaporkan AFP, Rabu (18/7), insiden tersebut juga mencederai sedikitnya 2 warga lokal. Juru bicara Angkatan Darat Thailand, Kolonel Pramote Prom-in mengatakan, kelompok yang sama juga terlibat kontak senjata dengan beberapa personel militer yang sedang berada di suatu pos penjagaan sehingga menyebabkan seorang tentara berusia 24 tahun tewas sementara empat orang rekannya terluka.
Prom-in menduga serangan ini merupakan balasan atas serangan udara oleh tentara pemerintah terhadap beberapa kantung kekuasaan pemberontak beberapa waktu lalu. SNamun Prom-in tidak dapat memastikan apakah ada anggota pemberontak yang tewas dalam kontak senjata tersebut.
Sebelumnya Pemerintah Thailand telah memperingatkan bahwa para militan kemungkinan akan melakukan serangan skala besar sebelum datangnya bulan suci Ramadhan. Aksi pemberontakan militan Islam yang disebut-sebut tidak didasari tujuan yang jelas itu telah berkecamuk sejak 2004 di 3 provinsi paling selatan Thailand, yakni Pattani, Narathiwat dan Yala.
NARATHIWAT - Sedikitnya dua warga sipil dan seorang tentara tewas ketika sekitar 25 militan melakukan serangan simultan di sebuah desa dan pos penjagaan
BERITA TERKAIT
- Demi Perdamaian, Negara Tetangga Minta Ukraina Ikhlaskan Wilayahnya Dicaplok Rusia
- Bertemu Paus Fransiskus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan
- Beginilah Cara Iran Merekrut Warga Israel Jadi Mata-Matanya
- Hmmm... Puluhan Warga Yahudi Israel Mau Jadi Mata-Mata Iran
- Erdogan Jorjoran Menyokong Musuh Assad, Apa Kepentingan Turki di Suriah?
- Geledah Kantor Presiden, Polisi Korsel Cari Bukti Pengkhianatan