Pembobolan Rekening, 2 Kelemahan Sistem Pengamanan Data
jpnn.com, JAKARTA - Rentetan kasus pembobolan rekening nasabah bank di Indonesia belakangan menunjukkan adanya celah pada sistem perbankan kita.
Auditor informasi dan teknologi dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Yanto Sugiharto menyatakan, bank-bank yang ada di Indonesia rata-rata masih berada pada tingkat keamanan level 5. Dari yang tertinggi level 8.
”Meningkatkan level keamanan itu tidak sulit, asalkan banknya mau,” katanya kepada Jawa Pos, Minggu (18/3).
Berdasar pengalamannya melakukan berbagai audit sistem di berbagai bank, setidaknya ada dua kelemahan dalam sistem pengamanan data di bank.
Pertama, bank-bank di Indonesia sangat bergantung pada pihak ketiga sebagai penyedia jasa pengamanan data.
Banyak peran seperti penyediaan alat, sampai mempekerjakan staf TI, diserahkan kepada vendor. ”Nah, kalau pengamanan saja diberikan ke pihak ketiga, tentu lebih berisiko,” katanya.
Saat terjadi kasus kebocoran data, kata Yanto, untuk mengungkapnya, diperlukan seperangkat alat yang tidak murah.
Bank juga kadang enggan menyediakan alat tersebut. ”Karena itu, biasanya pengungkapan diserahkan kepada Bareskrim,” katanya.
Sejumlah kasus pembobolan rekening nasabah bank terkait dengan sistem pengamanan data di bank.
- Bank Mandiri jadi Official Bank Partner di Ajang Indonesia International Stuntman Show 2024
- Rayakan HUT ke-26, Bank Mandiri Menghadirkan Program Spesial Khusus Nasabah
- Peringati Harpelnas 2024, Bank Mandiri Bagikan Bingkisan ke Nasabah di Sulawesi
- Bank Mandiri Imbau Nasabah Berhati-Hati Terhadap Penipuan Berkedok Undian Berhadiah
- Terungkap, Beginilah Cara Ariani Listiani Bobol Rekening Nasabah, Oh Ternyata
- Bank Mandiri Hadirkan Program Cicilan untuk Pemasangan Solar Panel SUNterra