Pembobolan Rekening BRI, Ada Juga Modus SMS Notifikasi OTP
Namun jika seseorang menerima SMS berisi OTP padahal dia tidak sedang bertransaksi, atau, dia tidak pernah menjadi user e-commerce tertentu namun menerima SMS OTP, bisa jadi dia sedang menjadi korban kejahatan siber.
Sebab, pelaku kejahatan telah mengetahui nama dan nomor ponsel korban. Kemudian pelaku mencoba-coba melakukan transaksi di fintech maupun e-commerce dengan data yang dia punya. Data yang dimiliki itu bisa didapat dari berbagai cara.
Misalnya, dari skimming kartu ATM dan kartu kredit. Dalam beberapa kasus, ada juga pelaku yang meminta 3 digit angka di belakang kartu debit dan kartu kredit.
Angka tersebut biasa disebut card verification value (CVV). Angka tersebut dibutuhkan untuk melakukan transaksi online tanpa membutuhkan OTP.
Dengan mengetahui CVV dan OTP, bank baru bersedia memproses transaksi yang dilakukan oleh di pelaku.
“Dalam transaksi tertentu yang jumlahnya kecil, seringkali OTP tidak dibutuhkan. Ini yang sering terjadi. Pelaku mengetahui CVV dan menguras rekening korban sedikit demi sedikit,” kata pakar keamanan siber Pratama Persadha kemarin (13/3).
Bila nasabah menjadi korban skimming kartu ATM misalnya, maka uang korban juga dapat dikuras lewat ATM.
Jadi, kunci keamanan data itu sendiri ada pada saat kartu diproses di mesin automated teller machine (ATM) maupun electronic data capture (EDC).
Pembobolan rekening nasabah Bank BRI, dan juga SMS OTP, merupakan bukti modus penipuan cukup beragam.
- BRI-MI Raih Pernghargaan Product Enhancement of The Year 2024, Bukti Inovasi di Dunia Investasi
- AgenBRILink Tembus 1 Juta, BRI Cetak Milestone Sejarah Inklusi Keuangan Indonesia
- BRI Bantu Mobilitas Warga dengan Membangun Jembatan Gantung di Sumsel
- BRI Ambil Langkah Tegas Ungkap Kasus Kredit Fiktif Rp 55 Miliar, Pelaku Sudah Diproses Hukum
- Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024 Mulai Membaik, Ini 4 Faktor Utama Penopangnya
- BRI Memperkuat Benteng Digital, Keamanan Data dan Dana Nasabah jadi Prioritas Utama