Pembocor Uang Negara di Kubu Prabowo, Klaim KJS Ngadat

Pembocor Uang Negara di Kubu Prabowo, Klaim KJS Ngadat
Pembocor Uang Negara di Kubu Prabowo, Klaim KJS Ngadat

jpnn.com - JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menilai visi dan misi dua calon presiden sama-sama tidak mungkin untuk mereka laksanakan. Visi dan misi yang disampaikan selama dua kali debat capres, menurut Budyatna, hanyalah pepesan kosong.

"Sebenarnya, tidak satupun paparan yang dikemukakan para capres itu yang realistis. Siapapun yang memenangkan pilpres nantinya, tidak akan melaksanakan paparan mereka tersebut. Semua paparan seperti pepesan kosong saja," kata Budyatna, saat dihubungi wartawan, Selasa (17/6).

Contohnya lanjut dia, Prabowo berapi-api ingin menghilangkan kebocoran anggaran dan anggaran yang berhasil diselamatkan akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

"Bagaimana bisa mengatasi kebocoran anggaran yang terjadi saat ini, kalau pendukung Prabowo justru para pembocor anggaran selama ini," tudingnya.

Dia ungkap, bagaimana para pembocor anggaran yang mendukung Prabowo membuat rakyat susah. "Aburizal Bakrie yang akan diberikan tempat terhormat di pemerintahan nanti, akan dijadikan menteri spesial seperti kata Prabowo. Padahal kita tahu APBN kita dikerahkan untuk menanggulangi lumpur Lapindo. Apa pantas orang seperti ini diberikan tempat khusus?" tanya dia.

Dengan satu fakta ini sebagai contoh lanjutnya, janji Prabowo untuk menghapuskan kebocoran anggaran, hanya mimpi. Janji ini tidak akan bisa direalisasikannya.

"Apa mungkin Prabowo berani menegakkan hukum terhadap para pendukungnya? Saya sangat tidak yakin karena selama ini dia juga tidak berani mengungkapkan siapa sesungguhnya dalang kerusuhan 98,” tegasnya.

Sementara Jokowi dengan hanya bermodalkan Kartu Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar, Budyatna melihat janji untuk merealiasikan Indonesia Sehat dan Indonesia Pintar hanyalah omong kosong. Selama Jokowi jadi Gubernur DKI, belum semuanya bisa menikmati program Jakarta Sehat dan Jakarta Pintar.

JAKARTA - Pengamat Politik dari Universitas Indonesia, Muhammad Budyatna menilai visi dan misi dua calon presiden sama-sama tidak mungkin untuk mereka

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News