Pembongkaran Pasar Tumpah Bogor Dibatalkan, Warga Ancam Bongkar Sendiri
Asep mengatakan saat ini semua kelompok tengah bersiap untuk demo.
"Sekarang kami tidak mau sekedar janji, tetapi bukti nyata," tuturnya.
Pengamat tata kota Yayat Supriyatna menjelaskan semua aksi premanisme yang terjadi di pasar itu karena adanya underground ekonomic di kota.
"Jadi, ada bisnis ekonomi yang menjadi kebutuhan bagi kelompok informal, bagi mereka-mereka yang termarjinalkan tidak punya aset, tidak punya tempat, dan tidak punya power," kata Yayat dalam tayangan salah satu stasiun TV swasta, Sabtu (16/11).
Yayat menyebutkan orang-orang tersebut membutuhkan sandaran yang dipegang oleh aktor-aktor yang merasa punya kuasa tersebut.
"Kita, kan terus terang saja di ruang (kota, red) ini, kan, dulu banyak bentrok antarkelompok preman memperebutkan jasa keamanan dan parkir," jelasnya.
"Jadi ketika ada kuasa yang bukan negara menguasai kota, ya, tidak bisa apa-apa. Aparat pun harusnya memahaminya, tetapi alasannya selalu kurang personil, kurang anggaran," lanjutnya.
Yayat menuturkan kalau negara tidak menegakkan aturan, para preman tersebut akan terus berkuasa.
Satpol PP Kota Bogor membatalkan rencana pembongkaran Pasar Tumpah di Jalan Merdeka, Bogor Tengah, Kota Bogor
- Efek Aquabike Championship 2024 Penumpang Ferry di Danau Toba Melonjak 12,7%
- BPKP Usulkan Rancangan Kebijakan MRPN Lingkup Pemerintah Daerah
- Pengamat Tata Kota Sebut Aparat Lemah kepada Preman Bisa Hilangkan Kepercayaan Publik
- Survei PSI: Masyarakat Kaltim Pilih Rudy Mas'ud-Seno Aji
- PNM Dorong Ekonomi Perbatasan lewat Inovasi Rumput Laut
- Snapcart Ungkap Marketplace Pilihan Brand Lokal dan UMKM