Pembuat Peti Mati di Indonesia Kewalahan Memenuhi Permintaan di Tengah Pandemi COVID-19
Rabu, 21 Juli 2021 – 20:45 WIB

Langkanya bahan baku menimbulkan kesulitan bagi pembuat peti di tengah pandemi COVID-19. (ABC News)
"Sebenarnya mereka minta sebanyak-banyaknya, tapi keadaan kami terbatas," tuturnya.
Karenanya, jumlah pekerja ditambah menjadi 12 orang, dari sebelumnya yang hanya tiga orang.
Ari yang juga terpaksa bekerja hingga larut malam demi memenuhi pesanan.
"Biasanya hanya sampai jam 5 sore, tapi belakangan ini kami bekerja sampai malam," kata Ari.
"Istirahat jam 5 sore, kemudian lanjut lagi mulai jam 7 sampai jam 11 atau bahkan lewat tengah malam."
"Pernah bekerja sampai menjelang subuh, tapi karena diprotes warga sekitar, sekarang kami usahakan jam 11 malam sudah selesai."
Di Malang, Jawa Timur, seorang pembuat peti lainnya, Antonius Budi Wantoro, juga mengalami hal yang sama.
Kesibukan ini terutama dirasakan Antonius selama dua bulan terakhir.
Di tengah bertambahnya jumlah kematian akibat COVID-19 akibat varian Delta di Indonesia, pembuat peti dan petugas krematorium harus menambah pegawai dan bekerja hingga larut malam untuk memenuhi permintaan
BERITA TERKAIT
- Merespons Kebijakan Dagang Trump, Syahganda Nainggolan: Sikap Independen Indonesia Sudah Tepat
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- TTC AgriS dan Sungai Budi Tingkatkan Kerja Sama Strategis Vietnam-Indonesia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus