Pembuat Peti Mati di Indonesia Kewalahan Memenuhi Permintaan di Tengah Pandemi COVID-19
"Kalau dulu sebelum COVID-19 paling banyak 15-20 peti saja," ujarnya kepada IDN Times pekan lalu.
Namun, kini ia dan karyawannya harus memproduksi 50 peti per hari.
Seorang pengusaha mebel di Tuban, Jawa Timur bahkan sampai beralih profesi menjadi pembuat peti karena bisnisnya sepi di tengah pandemi.
"Saya diminta rumah sakit setempat untuk membuat peti," kata Pornomo.
Kelangkaan bahan baku
Pornomo mengatakan di tengah meledaknya jumlah permintaan, pencarian bahan baku menjadi tantangan.
"Kita tidak bisa memproduksi dalam jumlah banyak karena bahan baku peti juga kadang tidak ada," katanya.
Kelangkaan bahan seperti triplek, juga cukup mengkhawatirkan Ari.
Ia mengatakan tempatnya bekerja sempat tidak memenuhi target pembuatan peti karena bahan bakunya datang terlambat, atau tidak datang sama sekali.
Di tengah bertambahnya jumlah kematian akibat COVID-19 akibat varian Delta di Indonesia, pembuat peti dan petugas krematorium harus menambah pegawai dan bekerja hingga larut malam untuk memenuhi permintaan
- Dunia Hari Ini: PM Kanada Justin Trudeau Mundur karena Popularitasnya Menurun
- Kasus Virus HMPV Ditemukan di Indonesia, Ada yang Anak-anak
- Jadwal 32 Besar Malaysia Open 2025: Perang Saudara Tersaji di Sektor Tunggal Putri
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025