Pembuat Peti Mati di Indonesia Kewalahan Memenuhi Permintaan di Tengah Pandemi COVID-19
Rabu, 21 Juli 2021 – 20:45 WIB
"Kami pernah empat hari enggak bisa produksi karena enggak ada bahan baku."
Perasaan Ari campur aduk melihat bertambahnya jumlah permintaan ini.
"Di satu sisi saya ya ibaratnya senang karena permintaan banyak, tapi sebagai manusia saya sedih juga, ini yang meninggal banyak sekali," ujarnya.
Krematorium kewalahan
Seperti pembuat peti dan petugas pemakaman jenazah, krematorium di Jakarta juga sama-sama kewalahan.
Evi Mariani, wartawan Project Multatuli di Jakarta, kehilangan ayahnya yang meninggal karena COVID-19 bulan lalu.
Karena rumah sakit penuh, ayahnya terpaksa dirawat di rumah sakit yang berjarak 150 kilometer dari rumahnya di Bandung, Jawa Barat.
Namun, 24 jam setelah dirawat, ia meninggal dunia.
Keluarga Evi kesulitan menemukan tempat kremasi untuk ayahnya.
Di tengah bertambahnya jumlah kematian akibat COVID-19 akibat varian Delta di Indonesia, pembuat peti dan petugas krematorium harus menambah pegawai dan bekerja hingga larut malam untuk memenuhi permintaan
BERITA TERKAIT
- Jadwal 32 Besar Malaysia Open 2025: Perang Saudara Tersaji di Sektor Tunggal Putri
- Program Makan Bergizi Gratis Diharapkan Menyasar Anak Indonesia di Pedalaman
- Dunia Hari Ini: Etihad Batal Lepas Landas di Melbourne karena Gangguan Teknis
- Kabar Australia: Sejumlah Hal yang Berubah di Negeri Kangguru pada 2025
- Misinformasi Soal Kenaikan PPN Dikhawatirkan Malah Bisa Menaikkan Harga
- Dunia Hari Ini: Mantan Menhan Israel Mengundurkan Diri dari Parlemen