Pemda di Kaltim Manjakan PNS
Beri Gaji Rp 120 Juta per Tahun
Jumat, 10 Februari 2012 – 00:31 WIB
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang ini juga tak sependapat bahwa Aceh dan Papua yang mendapat DBH migas sebanyak 70 persen, nilai riilnya bakal lebih besar dibanding yang diterima Kaltim atau daerah penghasil migas lain. Data BPK menunjukan Aceh menerima Rp 2,1 triliun, sementara Kaltim di atas Rp 10 triliun.
Baca Juga:
"Penduduk miskin Kaltim hanya 7,6 persen. Papua 36,8 persen dan Aceh 20,9 persen. Padahal jumlah penduduk Aceh lebih banyak dari Kaltim," ungkapnya.
Hefrizal juga menyoroti manajemen keuangan Kaltim. Sebab menurut BPK, sisa anggaran lebih (silpa) cenderung meningkat tiap tahun. Untuk tahun 2009 saja angkanya mencapai Rp 9,4 triliun, bandingkan dengan total belanja Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang hanya Rp 1 triliun. "Dengan kata lain kelebihan anggaran Kaltim jauh melebihi belanja NTT," katanya.
Dari data-data tersebut, Hefrizal menyimpulkan kenaikan DBH berpotensi memperburuk ketimpangan kemampuan keuangan antardaerah. Ini berarti meningkatkan rasa ketidakadilan daerah miskin, atau daerah yang tak memiliki sumber daya alam sebaik Kaltim.
JAKARTA - Seluruh pemerintah daerah di Kalimantan Timur dinilai lebih mementingkan PNS dibanding membelanjakan anggarannya untuk kesejahteraan masyarakat.
BERITA TERKAIT
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- KPK Tetapkan Gubernur Bengkulu Tersangka, Ada Uang Rp15 M, Peras untuk Pilkada
- Mensos Gus Ipul Beri Bantuan Biaya Perbaikan Rumah Kepada Korban Longsor di Padang Lawas
- ASR Komitmen Bangun Penegakkan Hukum Transparan & Adil di Sultra
- Hendri Satrio jadi Ketua IKA FIKOM Unpad
- Info Terkini OTT KPK yang Menyeret Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah