Pemda Kehabisan Dana Atasi Pencegahan Demam Berdarah
jpnn.com, GRESIK - Surat permintaan fogging cegah demam berdarah menumpuk di Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik. Bahkan, dua hari terakhir ada enam permintaan yang masuk. Semuanya masih tertunda. Sebab, anggaran fogging sudah habis.
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Gresik dr Ummi Khoiroh mengatakan, dinkes tidak bisa berbuat banyak.
Sebab, dana yang diperuntukkan 2019 sudah habis untuk menyemprot 91 titik. "Hari ini (kemarin, Red) ada tiga permintaan masuk. Padahal, permintaan fogging sebelumnya masih menumpuk," ujarnya.
Selain itu, serangan nyamuk Aedes aegypti masih mengintai. Kemarin (6/2) dinkes mencatat ada 125 kasus positif DB.
Dokter lulusan Universitas Airlangga itu menyebut, penyemprotan antinyamuk tersebut seharusnya dilakukan dua hari setelah penyidikan epidemiologi (PE).
Namun, lantaran banyaknya permintaan, dinkes baru bisa melakukan fogging sepekan kemudian. "Karena keterbatasan alat dan tim pelaksana," imbuhnya.
Terkait habisnya anggaran, Ummi khawatir bisa menghambat pelaksanaan pencegahan DB. Sebab, pihaknya sudah memetakan jumlah penderita meningkat di bulan-bulan tertentu.
Apalagi, menurut dia, serangan nyamuk Aedes aegypti itu mempunyai siklus tiga tahunan. "Tahun 2016, jumlahnya 829 penderita. Untuk antisipasi, kami bakal berkoordinasi dengan OPD lain," ucap Kabid yang baru menjabat Januari lalu itu.
Dana untuk 2019 sudah habis untuk menyemprot fogging cegah wabah demam berdarah di 91 titik.
- Cegah DBD, Ribuan Keluarga Ikut Gerakan Indonesia Berantas Nyamuk
- Kasus DBD Meningkat, Upaya Preventif Jadi Alternatif
- Tren Penyebaran Kasus DBD di Solo Menurun
- Kasus DBD Tembus 88 Ribu, Lestari Moerdijat: Efektivitas Pencegahan Harus Ditingkatkan
- DBD Jadi Momok Menakutkan di Banyuwangi, Periode Januari-April 205 Kasus, 4 Orang Meninggal Dunia
- 4 Pasien DBD di Banyuwangi Meninggal Dunia