Pemda Mau Tutup Lokalisasi, PSK Bingung Alih Profesi
Dia mengaku bingung dengan perkembangan situasi terkait rencana penutupan lokalisasi Peleman. Sri mengaku pernah diajak rapat terkait sosialisasi penutupan Peleman.
Namun, dia tak tahu pasti kapan lokalisasi itu akan ditutup. ”Tidak tahu. Tapi kalau jadi ditutup, saya mau pergi dari sini,” ujarnya.
Memang, saat ini suasana lokalisasi Peleman tidak terlihat ramai seperti sebelumnya. Suara dentuman musik dangdut masih tetap terdengar keras bersahut-sahutan dari wisma-wisma yang berjejer di gang sepanjang 300 meter.
Di teras, warung dan tempat parkir juga masih banyak PSK yang mejeng dengan dandanan tidak senonoh. Namun, situasinya sudah tidak seramai tahun-tahun sebelumnya.
Peleman yang biasanya ramai dengan para hidung belang yang berseliweran keluar masuk wisma, sekarang relatif lengang. Tidak banyak calon pria hidung belang yang berkunjung ke lokalisasi yang diklaim sebagai tempat prostitusi terbesar di Jawa Tengah itu.
Rencana Pemkab Tegal juga sudah diketahui Pengurus Lokalisasi Peleman Andi Ojin. Menurut dia, saat ini jumlah PSK di Peleman antara 150-175 orang.
Mereka tersebar di 65 wisma. ”Jumlahnya memang fluktuatif, kadang 200, kadang dibawah 150 orang,” katanya.
Ojin menambahkan, PSK di Peleman tidak pernah ada yang menetap. Mereka hanya bertahan sekitar 2 sampai 3 bulan. Jika jumlah pelanggannya turun, mereka akan eksodus ke tempat baru.
JPNN.Com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tegal tak main-main dengan rencananya menutup lokasi prostitusi di wilayahnya. Pemkab Tegal bahkan sudah
- Wanita Dijual kepada Pria Bertarif Sampai Rp 750 Ribu, Ada yang 17 Tahun
- Muncikari dan 3 PSK yang Berjualan via Online Diamankan, Sebegini Sekali Transaksi
- Cerita Risma soal Penutupan Dolly hingga Ungkap Silsilah Keluarganya
- Lantik Sekda Kota Tegal Jadi Pj Wali Kota, Nana Sudjana Ingatkan Amanah
- Bule Australia Buka Bisnis Prostitusi Berkedok Spa di Bali, Terang-terangan
- 3 Pasangan Muda Tertangkap Basah Terlibat Prostitusi Online