Pemda Pasrah Hadapi Harga Gula
Rabu, 09 September 2009 – 06:06 WIB
Alasan lain, mata rantai penjualan gula cukup panjang, yang berdampak harga gula melonjak hingga Rp11.000 per kg. Mata rantai yang dimaksud, dari petani, pabrik ,distributor, hingga grosir masing-masing mengambil keuntungan mulai dari harga tebus, harga kapal hingga harga bungkus. Bayangkan saja harga tebus gula petani saat ini berkisar Rp8700 per kilogram, jelas ini membuat harga terus bertambah karena setiap mata rantai mengambil keuntungan.
AP2SU, kata Anton, mengambil gula dari pemenang tender gula di pabrik. Umumnya yang menguasai gula secara nasional ada tujuh perusahaan distributor gula terbesar dari Jawa yang sering disebut dengan tujuh samurai. Ketujuh perusahaan ini sudah mengawal pasokan gula sejak masa petani menanam tebu. "Umumnya petani meminjam modal kepada mereka (mafia) dan setelah panen baru boleh ditenderkan dan siapa pemenang tender, dialah yang akan menentukan harga gula di pasar, yang jelas harga gula dikendalikan oleh pasar bukannya pemerintah,"ujar Anton lagi.(mag-10/sam/JPNN)
MEDAN -- Pemerintah, baik pusat maupun daerah, tampaknya pusing tujuh keliling mencari cara mengerem laju harga gula. Pemprov Sumut misalnya,
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Dorong Ekosistem Kendaraan Listrik, ENTREV Hadir di Electricity Connect 2024
- Libur Nataru, Pemerintah Bakal Segera Turunkan Harga Tiket Pesawat
- Storm Trade Luncurkan Program Ambassador untuk Influencer dan Advokat Kripto
- SIG & PT Pertamina Lubricants Kembangkan Pelumas Open Gear Dalam Negeri
- Erwin Aksa: Persiapan Rapimnas Kadin 2024 Berjalan Baik dan Sesuai Rencana
- Ruas Falah Dukung MIND ID Mengakselerasi Pembangunan SGAR Mempawah Fase II