Pemeran Pierre Tendean, Benar-benar Dipopor, Disundut Rokok
Apalagi jika mengingat fakta bahwa Wawan bukanlah seorang pekerja seni, apalagi aktor. Bahwa dia dibidik Arifin, itu berkat rekomendasi Rudi, temannya yang menjadi aktor sebelumnya.
Suami Sri Rohayati tersebut adalah pengusaha. Dia punya bisnis logistik, jasa angkutan, di kawasan Tanjung Priok. Dia sama sekali tak punya pengalaman akting, figuran pun tidak pernah.
Perawakan yang gagah, wajah rupawan, dan sifat temperamen mengantarkan dia menjadi pemeran yang diidamkan banyak aktor top itu.
Wawan pada awalnya sempat ragu, tapi akhirnya menerima peran sebagai Pierre. ”Saya merasa terpanggil untuk terlibat dalam film sejarah, apalagi yang tentang G 30 S/PKI,” kenangnya.
Sebagai catatan, pada 1966, sewaktu masih SMA, Wawan bergabung dengan Kesatuan Aksi Pemuda Pelajar Indonesia (KAPPI) yang aktif menuntut PKI dibubarkan.
Sebelum memulai proses syuting, Wawan bersama pemeran lain diwajibkan mengikuti diklat militer selama dua hari. Dalam diklat itu, mereka ”dihajar” instruktur militer.
Wawan dkk harus bisa menunjukkan gerakan, sikap, cara bicara, cara berjalan, dan sikap hormat layaknya tentara.
Syuting pertama, Wawan menjalani pengambilan gambar di rumah Nasution. Yakni, adegan ketika Pierre membaca surat cinta dari kekasihnya, Rukmini.
Saat pengambilan gambar untuk film G 30 S/PKI, Arifin mampu menciptakan suasana tegang dan menyayat hati lewat arahannya yang detail.
- Lokananta, 15 Maret 1965, dan Koleksi Langka Vinil Genjer-Genjer
- LIhat, KSAL Didampingi Jajarannya Berdiri Tegak & Memberi Hormat
- Komentari Gatot Nurmantyo, Moeldoko Pakai Kata Subjektif dan Perasaan
- Mahfud MD: Kiai Saya Dibunuh Oleh PKI!
- Sepertinya Film G30S Cuma Fiksionalisasi Soeharto sebagai Pahlawan Penumpas PKI
- Jelang 30 September, Panglima TNI-KSAD Diminta Tayangkan Film G30S/PKI