Pemeriksaan Harta Tak Ada Gunanya
Rabu, 30 Januari 2013 – 08:09 WIB
Dari hasil verifikasi, diketahui harga Gus Irawan Rp34,9 miliar. Sedang harga Effendi mencapai Rp57,7 miliar. Padahal, data harta Effendi yang dicantumkan di LHKPN dan diserahkan KPK pada 20 November 2012 lalu hanya berkisar Rp16,8 Miliar. Dengan demikian terdapat selisih yang mencapai Rp40,9 miliar.
Uchok mengaku tidak berani menilai wajar atau tidak jumlah harta kedua cagub Sumut itu. Alasannya ya itu tadi, baik si cagub maupun KPK, sama sekali tidak membeberkan dari mana sumber harta itu.
"KPK tidak serius. Kalau cuman angka-angka yang dipublikasikan, tidak jelas sumbernya, itu hanya membuat publik gemes," ujar Uchok. Mestinya dibeber secara detil. Jika sumber harta dari gaji, harus disebutkan berapa gaji bulanannya. Jika punya usaha, harus disebutkan apa usahanya dan berapa pendapatan per bulannya dari usaha itu.
Diterangkan Uchok, pemeriksaan harta para cagub-cawagub itu sebenarnya bisa menjadi bagian menyeleksi calon pemimpin, mana yang korup dan mana yang tidak. Hal itu bisa diketahui jika sumber hartanya juga bisa diketahui. "Kalau sumber hartanya tak diketahui, ya sulit membedakan mana yang berjiwa penyamun dan mana yang bersih," cetusnya.
JAKARTA - Langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan verifikasi data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) para cagub-cawagub
BERITA TERKAIT
- Anggota Bawaslu Lolly Suhenty Minta Pengawas Ad Hoc Cermat Tanggapi Surat Edaran KPU
- Anggap Maruarar Sirait Main SARA di Jakarta, Chandra: Belum Move On dari Rezim Jokowi
- Prabowo Bertemu MBZ, Targetkan Investasi Dagang Rp 158 Triliun
- Pengamat Heran PDIP Protes Mega Ada di Stiker 'Mau Dipimpin Siapa?'
- Mengenal Sosok Reinhard Sirait, Eks Jurnalis di Tim Sukses Pramono-Rano
- Heboh Aparat Nyatakan Dukungan ke YSK, Pengamat: Pelanggaran Netralitas