Pemerintah, Ahli, dan Petani Harus Bekerja Sama Memajukan Kelapa Sawit Indonesia
jpnn.com, MANGGARAI BARAT - Pemerintah, ahli pertanian, dan petani harus bekerja sama dalam memajukan kualitas serta produksi kelapa sawit Indonesia.
Gagasan itu terungkap dalam diskusi Sosialisasi & Expo Sawit Baik Indonesia yang diselenggarakan Lembaga Kajian Strategis dan Pembangunan Pemerintah (LKSP) di Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (26/3).
Salah satu narasumber, Rahmad Nasir, memberikan paparan mengenai salah satu produk unggulan di Indonesia, yaitu minyak kelapa sawit.
Dalam paparannya, Dosen STKIP Muhammadiyah Kalabahi itu menjelaskan kelapa sawit merupakan jenis tumbuhan palem yang sangat strategis bagi Indonesia karena menjadi penghasil ekonomi terbesar.
Saat ini, luas kebun sawit di Indonesia mencapai kurang lebih 6,5 juta hektare. Sebagai penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia, produksi Indonesia bisa mencapai 45,5 juta metrik ton pada 2023.
Rahmad juga menjelaskan minyak kelapa sawit tidak hanya digunakan sebagai bahan makanan dan kosmetik, tetapi juga sebagai bahan bakar biodiesel.
Selain itu, permintaan dunia terhadap minyak sangat tinggi, sehingga Indonesia memiliki peluang besar untuk memasarkan komoditas tersebut ke luar negeri.
Namun, untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan ahli profesional yang mampu mengembangkan produk kelapa sawit secara optimal.
Kelapa sawit merupakan jenis tumbuhan palem yang sangat strategis bagi Indonesia karena menjadi penghasil ekonomi terbesar.
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Pupuk Indonesia Percepat Penebusan Pupuk Subsidi di Wonogiri untuk Dukung Musim Tanam
- Pupuk Indonesia dan Wapres Ajak Petani Tebus Pupuk Bersubsidi di Kegiatan Rembuk Tani
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Sambut Musim Tanam, Pupuk Indonesia Gelar Rembuk Tani