Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga
Minggu, 22 Juli 2012 – 02:11 WIB

Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga
Pada perkembangan yang sama, pemerintah menyiapkan agenda stabilisasi harga agar tidak terjadi fluktuasi saat momen hari-hari besar. Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Firmanzah mengatakan, salah satu yang perlu disiapkan adalah memperkuat kebutuhan pangan nasional dengan memanfaatkan peran BUMN yang berkaitan dengan ketahanan pangan, seperti Bulog dan Sang Hyang Seri.
Langkah lain adalah penetrasi informasi ketersediaan kebutuhan pokok di pasar-pasar dan ritel ke masyarakat. Tujuannya, menghindari kepanikan masyarakat dan menekan aksi spekulasi pedagang. Selain itu, meningkatkan sinergisitas lintas kementerian dan BUMN untuk memastikan ketahanan pangan nasional. Misalnya, menghindari penumpukan antrean di penyeberangan Merak" Bakauheni yang berakibat terlambatnya distribusi.
"Perlu juga memperhatikan penggunaan infrastruktur untuk arus distribusi barang," kata Firmanzah. Salah satu contohnya, pembangunan infrastruktur logistik nasional yang mendukung lalu lintas kebutuhan pokok antarwilayah.
Dalam sidang kabinet yang membahas kesiapan menghadapi puasa dan Lebaran, lanjut Firmanzah, presiden mengingatkan menteri-menteri terkait untuk menjaga pengamanan dan kelancaran pasokan kebutuhan pokok. "Presiden juga minta tim pengendali inflasi daerah untuk memonitor dampak, mengatasi kenaikan laju inflasi," katanya.
JAKARTA - Lonjakan harga bahan pokok pada momen puasa hingga Lebaran seakan sudah menjadi tradisi. Meski tidak bisa dibendung, Perum Bulog membuat
BERITA TERKAIT
- IDSurvey Bersama 3 Entitas Holding Gelar Halal Bihalal
- Bea Cukai Yogyakarta Edukasi Masyarakat Tentang Bahaya Rokok Ilegal Lewat Beringharjo
- Gubernur Sumsel Letakan Batu Pertama Pembangunan Jembatan Crossing Pipa Pertamina di Desa Benuang, Pali
- Didukung PNM, Rofiah Ubah Warisan Jamu Tradisional Jadi Bisnis Modern
- Harga Emas di Pegadaian Hari Ini Rabu 23 April 2025 Melonjak, Berikut Daftarnya
- DJPPR Tebar 8 Seri SUN, Pemerintah Serap Rp 28 Triliun