Pemerintah Arab Saudi Larang Penggunaan Istilah Wisata Religi

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Arab Saudi melarang penggunaan istilah wisata religi (siyaahah ad-diiniyyah ) untuk penyelenggaraan haji dan umrah.
”Informasi tentang kebijakan baru ini kami ketahui berdasarkan surat Muassasah Muthawwif Jemaah Haji Asia Tenggara kepada Ketua Kantor Urusan Haji Indonesia, " terang Konsul Haji atau Staf Teknis Haji KJRI di Jeddah, Endang Jumali, seperti diberitakan Jawa Pos.
Endang mengungkapkan, istilah wisata religi dilarang digunakan untuk kegiatan apapun yang terkait dengan haji, umrah, ataupun ziarah ke Masjid Nabawi.
Menurut Endang, surat itu merupakan tindak lanjut dari surat Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi tanggal 2 Jumadil Akhir 1440 H (7 Februari 2019) yang merujuk pada Dekrit Kerajaan Arab Saudi.
BACA JUGA: Paspor Calon Jemaah Haji Segera Dirampungkan
Endang mengungkapkan, pihaknya sudah bersurat kepada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) di tanah air untuk ikut mensosialisasikan kebijakan baru tersebut.
”Baik kepada Kanwil Kemenag Provinsi, maupun penyelenggara perjalanan ibadah haji khusus dan umrah,” tandasnya.
Penggunaan istilah wisata religi selama ini sering ditemui dalam paket-paket penyelenggaraan ibadah umrah dan haji khusus. Istilah ini biasanya dikonotasikan dengan kunjungan ke tempat-tempat yang memiliki sejarah dalam dakwah Islam.
Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan kebijakan baru yakni melarang penggunaan istilah wisata religi untuk penyelenggaraan haji dan umrah.
- BPKH Limited Perkenalkan Bumbu Khas Indonesia untuk Katering Jemaah Haji di Arab Saudi
- Aturan Baru, Barang Kiriman Jemaah Haji Maksimal Nilainya Rp 24,5 Juta Bebas Bea Masuk
- BPKH Temui Pengurus PBNU, Minta Dukungan Terkait Revisi UU Pengelolaan Keuangan Haji
- Dana Haji Tumbuh Positif, Pengeloaan BPKH Capai Rp 171 Triliun
- FKPMI Menilai Menteri Karding Lamban Mengurus Masalah PMI
- Kemal Akbar Sebut Jemaah Haji dan Umrah Tetap Perlu Vaksinasi, Begini Alasannya