Pemerintah AS Masih Macet
WASHINGTON--Shutdown Amerika Serikat (AS) memasuki pekan kedua. Hingga Senin (7/10), roda pemerintahan belum bergerak. Ketua House of Representatives (DPR) John Boehner ngotot tidak akan meloloskan anggaran sebelum Presiden Barack Obama mau bernegosiasi dengannya.
Menteri Keuangan Jack Lew mengeluhkan sikap keras kepala politisi Republik yang duduk di Kongres AS. Meski jumlah mereka lebih sedikit jika dibandingkan dengan politisi Demokrat, keengganan mereka menyepakati anggaran membuat pemerintahan Obama terpaksa jalan di tempat. Apalagi, politisi Republik yang membentuk kubu mayoritas pada DPR juga gigih menentang anggaran.
"Dengan tidak segera menyepakati anggaran, Kongres sedang bermain api," kata politikus 58 tahun tersebut. Dia berharap Kongres bisa segera meloloskan anggaran dan menyudahi shutdown yang kini mulai berdampak pada sektor bisnis. Lew khawatir, jika shutdown berlangsung sampai 17 Oktober, AS akan kehilangan kesempatan untuk menambah plafon utang.
Saat ini batas maksimal utang AS tercatat USD 16,7 triliun (sekitar Rp 187.323 triliun). Seharusnya, pada tahun anggaran baru ini, Negeri Paman Sam bisa mendapatkan plafon utang yang lebih besar. Namun, harapan itu bakal sirna jika anggaran tidak segera disepakati. Jika sampai 17 Oktober belum ada kesepakatan soal anggaran, AS terancam tidak bisa mengajukan utang baru.
Lew menegaskan bahwa Obama tidak akan menuruti permintaan Republik untuk merevisi anggaran 2013/2014. Terutama, menunda pencairan dana operasional Obamacare alias undang-undang asuransi kesehatan yang menjadi program andalan Obama dan Demokrat sejak masa kampanye. Sikap Obama itulah yang menuai protes kubu Republik.
Kemarin Boehner kembali menyatakan, sebagai ketua DPR, dia tidak akan begitu saja meloloskan anggaran. Meski, rakyat AS harus lebih lama menderita karena shutdown. Dia mendesak Obama mau bernegosiasi dengan parlemen terkait dengan krisis finansial dan potensi resesi yang dampaknya bisa jauh lebih buruk dari 2008 tersebut.
"Jalan keluar krisis ini bukanlah pemungutan suara di DPR. Presidenlah yang mempertaruhkan kegagalan ekonomi ini dengan tidak mau berdiskusi dengan kami," tandas Boehner.
Tapi, dia tidak memungkiri fakta yang menunjukkan bahwa sebagian besar anggota parlemen akan memberikan suara untuk Obama hanya agar masyarakat lepas dari dampak buruk shutdown.
"Saya tidak bermaksud menggiring AS pada ketidakberdayaan. Apalagi, tidak mampu membayar utang. Tujuan saya hanya satu, yakni duduk bersama presiden dan membahas situasi ekonomi ini dengan serius. Tapi, penolakan presidenlah yang membuat negara kita berada dalam situasi sulit seperti ini," urainya menyalahkan Obama. Dia berharap presiden mau menghubungi dia dan mengajak berunding.
Pada 17 Oktober nanti, batas waktu pengajuan utang baru AS akan berakhir. Jika sampai waktu itu belum ada kesepakatan anggaran, AS tidak punya cukup dana untuk menggerakkan pemerintahan. Meski, pada hari itu, ada dana USD 30 miliar (sekitar Rp 341,5 triliun). Uang sebesar itu akan langsung habis dalam waktu satu hari. Sebab, biaya operasional harian AS mencapai USD 60 miliar (sekitar Rp 682 triliun). (AP/AFP/CNN/hep/c17/dos)
WASHINGTON--Shutdown Amerika Serikat (AS) memasuki pekan kedua. Hingga Senin (7/10), roda pemerintahan belum bergerak. Ketua House of Representatives
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kemlu RI Berharap PM Israel Benjamin Netanyahu Segera Ditangkap
- Operasi Patkor Kastima 2024 Dimulai, Bea Cukai-JKDM Siap Jaga Kondusifitas Selat Malaka
- Hari Martabat dan Kebebasan, Simbol Ketahanan dan Harapan Rakyat Ukraina
- Gaza Menderita, Otoritas Palestina Tolak Rencana Israel Terkait Penyaluran Bantuan
- Indonesia Merapat ke BRICS, Dubes Kamala Tegaskan Sikap Amerika
- Ngebet Usir Imigran, Donald Trump Bakal Kerahkan Personel Militer