Pemerintah Australia Diminta Lebih Tegas Tangani Pelanggaran HAM dalam Industri Panel Surya di Tiongkok
Sejumlah senator dan aktivis HAM mendesak Pemerintah Australia untuk memastikan panel surya yang digunakan di negara ini bukan yang diproduksi di Xinjiang, Tiongkok, yang diduga melanggar HAM.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Australia menuduh Tiongkok telah menganiaya warga minoritas Uyghur di Xinjiang, dengan menunjuk bukti-bukti pengawasan massal, penahanan di luar hukum, pembatasan kebebasan beragama, dan kerja paksa.
Provinsi Xinjiang memproduksi sekitar setengah dari pasokan poli-silikon dunia. Ini adalah bahan utama yang dibutuhkan untuk memproduksi panel surya.
Sebagian besar panel surya yang dijual di Australia saat ini merupakan buatan Tiongkok.
Profesor Laura Murphy dari Helena Kennedy Centre for International Justice mengatakan orang Uyghur dipaksa untuk memproduksi mineral ini dan akibatnya, mata rantai pasokan global terpapar perbudakan modern.
"Jika pemerintah atau pengembang di Australia atau bahkan konsumen membeli panel dari Tiongkok, mereka sangat terpapar [pelanggaran HAM]," kata Profesor Laura kepada ABC.
"Hampir semua orang di dunia yang membeli panel surya kemungkinan akan membeli produk yang dibuat hasil kerja paksa," ujarnya.
Tiongkok sebelumnya menyangkal adanya tuduhan kerja paksa ini. Kedutaan Tiongkok di Canberra belum menanggapi pertanyaan yang diajukan ABC.
Pemerintah Australia didesak untuk memastikan panel surya yang digunakan di negaranya bukan yang diproduksi di Xinjiang, Tiongkok, yang diduga melanggar hak asasi Muslim
- Tampil Cantik di Premiere Wicked Australia, Marion Jola Dapat Wejangan dari Ariana Grande dan Cynthia Erivo
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan