Pemerintah Australia Pulangkan Warganya dari Bali Karena COVID
Karena tidak berhasil menemukan penerbangan komersial, ia mendaftar ke DFAT untuk penerbangan repatriasi hari ini, dengan alasan belas-kasih.
Tapi dia tidak menerima kabar apa-apa dari pihak DFAT.
Scott mengaku sangat marah dan kecewa berat terhadap cara DFAT memperlakukannya.
"Tidak ada yang menghubungi saya untuk memverifikasi apa yang saya alami. Bahkan balasan resmi atau telepon, email, tidak ada sama sekali," katanya.
"Mereka cuma mengirim balasan otomatis. Itu saja. Saya menelepon Kedutaan dua kali, memperbaharui pendaftaran DFAT dua kali, tapi sama sekali tidak ada balasan sama sekali dari mereka," ucap Scott.
Ia akhirnya ikut mendaftar untuk berlayar dengan kapal tapi akhirnya menyerah setelah mendengar adanya aturan larangan perbatasan baru.
Hingga pekan lalu, warga Australia yang tinggal di negara lain bisa pulang sementara, tanpa perlu pengecualian khusus untuk pergi lagi.
Kini, warga yang telah pulang seperti itu memerlukan persetujuan ketat untuk bisa meninggalkan Australia.
Pemerintah Australia akan memulangkan sekitar 200 warganya dari Bali dengan menggunakan penerbangan repatriasi khusus hari Rabu ini (18/08)
- Dua Tokoh Siap Luncurkan Creative Hub Bertema Laut di Bali
- GB Sanitaryware dan Christian Sugiono Garap Project Rahasia di Bali
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis