Pemerintah Australia Sampaikan Kabar Baik soal Biaya Kuliah

Pemerintah Australia Sampaikan Kabar Baik soal Biaya Kuliah
The busy entrance to the Great Court during Orientation Week at the University of Queensland. (612 ABC Brisbane: Blythe Moore)

"Menjadi mahasiswa seharusnya bukan hukuman utang, tetapi Pemerintah malah memaksa para pekerja di masa depan untuk menjadi budak utang seumur hidupnya."

Presiden Serikat Pendidikan Tersier Nasional (NTEU), Alison Barnes mengatakan "mengeksploitasi mahasiswa" tidak akan memperbaiki "krisis pendanaan kuliah".

"Dan Tehan memberi tahu mahasiswa yang mempelajari ilmu humaniora, hukum, dan perdagangan bahwa mereka harus mendanai biaya pandemi. Ini tidak masuk akal."

Lembaga Universities Australia telah dihubungi ABC untuk memberikan komentar.

Susan Forde, dari jurusan jurnalisme Griffith University, adalah di antara sejumlah akademisi menyebut kebijakan perombakan biaya ini sebagai "pukulan bagi kemanusiaan, ketika kita harus memahami dunia lebih dari sebelumnya".

Tetapi Catherine Friday, dari bidang pendidikan di firma akuntansi global 'Ernst and Young' mengatakan perubahan biaya kuliah akan baik untuk ekonomi dan pekerjaan.

"Karena pendidikan publik menghasilkan baik produk privat dan publik, ada dorongan kuat di sini untuk memaksimalkan keduanya. Salah satunya dengan memperkecil pendaftaran pendidikan tinggi seperti Ilmu Hukum, di mana permintaan untuk pengacara tidak tumbuh dan tidak pernah mendekati laju jumlah sarjana hukum setiap tahun, "katanya.

Pendaftar universitas naik dua kali lipat

Di tengah pandemi virus corona, kekhawatiran pelajar bertambah lagi karena apakah mereka akan bisa mendapat tempat di universitas tahun depan.

Biaya kuliah di sejumlah bidang ilmu humaniora di universitas Australia akan naik berlipat ganda, namun biaya beberapa jurusan justru akan dipotong

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News