Pemerintah Bisa Mengurangi Jumlah Perokok dengan Memanfaatkan Hasil Kajian Ini

Selain itu, pemerintah perlu aktif dalam komunikasi dan diseminasi hasil riset kepada masyarakat serta memformulasikanya dalam bentuk kebijakan
. “Dukungan dan komitmen dari pemerintah begitu penting untuk mendorong lebih banyak perguruan tinggi melakukan penelitian, khususnya mengenai produk tembakau alternatif agar bisa menjadi salah satu prioritas dalam penelitian,” tegas Kholil.
Direktur Eksekutif Centre for Youth And Population Research (CYPR) Dedek Prayudi atau yang akrab disapa Uki menambahkan penelitian di dalam negeri memang banyak yang sudah dilakukan.
Hasilnya pun menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memang memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok.
Hasil riset tersebut, kata dia, seharusnya bisa menjadi acuan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan sehingga produk ini turut berkontribusi dalam menekan prevalensi merokok.
“Produk tembakau alternatif sebenarnya jalan moderat untuk mengurangi prevalensi merokok. Kalau tidak ada jalan moderat, kita hanya akan terus disibukkan dengan perdebatan mengenai ekonomi serta kesehatan,” pungkasnya. (flo/jpnn)
Hasilnya pun menunjukkan bahwa produk tembakau alternatif memang memiliki risiko yang lebih rendah daripada rokok untuk mengurangi jumlah perokok
Redaktur & Reporter : Natalia
- Edukasi Penggunaan Produk Tembakau Alternatif Penting Dilakukan
- Eks Direktur WHO Sebut 3 Faktor Penghambat Turunnya Prevalensi Merokok di Indonesia
- Misinformasi Tentang Bahaya Rokok Elektronik Terus Meningkat
- Beralih ke Produk Tembakau Alternatif Bisa Jadi Opsi Bagi Perokok Konvensional
- Beralih ke Produk Tembakau Alternatif Kurangi Biaya Kesehatan Akibat Merokok
- Begini Kata Ahli soal Keterkaitan Tembakau Alternatif dengan Peluang Berhenti Merokok