Pemerintah dan Freeport Anggap Papua Hanya Mesin Uang
Jumat, 24 Mei 2013 – 18:18 WIB
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi Papua, Paulus Yohanes Sumino menilai masalah kehadiran PT Freeport di Papua bukan hanya sekedar menimbulkan masalah kecemburuan ekonomi. Sebab, keberadaan Freeport di Papua juga memunculkan persoalan sosial, politik dan budaya.
Menurutnya, kompleksitas masalah inilah yang selama ini tidak dipahami oleh PT Freeport dan Pemerintah RI. "Freeport dan pemerintah terkesan berdiri di koridor yang sama, yakni memandang Papua sebagai lokasi tambang yang hasilnya diperebutkan dunia," ujar Paulus di gedung DPD, Senayan Jakarta, Jumat (24/5).
Karena Papua dipandang sebagai kawasan tambang, lanjutnya, maka peristiwa runtuhnya terowongan hingga menelan 28 korban tewas terkesan dianggap hal yang biasa oleh Freeport dan Pemerintah RI. Padahal, peristiwa tersebut adalah tragedi kemanusiaan di Tanah Papua.
"Freeport yakin betul bahwa teknologi tambang dan keselamatan kerja adalah yang terbaik di dunia. Keyakinan itu pula yang membuat manajemen PT Freeport jadi sombang dan tidak menyempurnakan tekonologinya itu dengan kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat Papua," ungkap anggota Komite I DPD itu.
JAKARTA - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Provinsi Papua, Paulus Yohanes Sumino menilai masalah kehadiran PT Freeport di Papua bukan hanya
BERITA TERKAIT
- Honorer Non-Database BKN TMS Pendaftaran PPPK 2024 Tahap 2 Minta Kesempatan Kedua
- Advokat Andry Christian Merespons Pernyataan Pengacara Pendeta Gilbert
- Cucun Apresiasi KH. Imam Jazuli Sukses Terapkan Rule Model Pesantren Inovatif
- Letjen TNI (Purn) Sumardi Melantik DPD Pejuang Bravo Lima Daerah Khusus Jakarta
- Terima 1.733 Aduan Selama 2024, BPKN Pulihkan Kerugian Konsumen, Sebegini Nilainya
- Sambut Liburan Nataru, Parapat View Hotel Tawarkan Sensasi Keindahan Danau Toba