Pemerintah Didesak Hidupkan Lagi Penataran P4
Rabu, 04 Mei 2011 – 18:40 WIB
JAKARTA--Merebaknya gerakan radikal merupakan dampak dari surutnya penanaman nilai-nilai Pancasila. Karenanya, pemerintah harus menggalakkan lagi penataran Pedoman Penghayatan dan Pengalamalan Pancasila (P4) yang di era Orde Baru menjadi kegiatan yang wajib diikuti para siswa begitu masuk jenjang SLTP hingga perguruan tinggi. Anis mengatakan, pemerintah harus lebih tegas menyampaikan pesan-pesan ideologis untuk para guru dan pengajar. “Sekarang ini, semenjak tidak ada penataran P4, terlihat pesan ideologis terhadap tenaga pendidik atau guru semakin menurun. Bahkan, banyak yang kurang memahami karena mereka sekarang ini tidak mendapatkan porsi yang cukup untuk dapat mempelajari ideologi negara,” imbuhnya.
Rektor Universitas Paramadina, Anis Baswedan mengatakan, tindakan atau aksi radikalisme yang mengarah ke terorisme merupakan sikap yang terbentuk akibat lemahnya penerapan P4 di sekolah.
Baca Juga:
“Beberapa tahun yang lalu, penataran P4 merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti anak-anak sekolah, mahasiswa, PNS, dan juga beberapa elemen masyarakat lain. Namun, saat ini sudah tidak ada. Hal itulah yang menjadi salah satu penyebab tindakan radikalisme mengingat kurangnya pemahaman masyarakat mengenai ke-Indonesia-an,” ungkap Anis di diskusi bertema ‘Mengupas Radikalisme di Sekitar Kita’ di Universitas Paramadina, Jakarta, Rabu (4/5).
Baca Juga:
JAKARTA--Merebaknya gerakan radikal merupakan dampak dari surutnya penanaman nilai-nilai Pancasila. Karenanya, pemerintah harus menggalakkan lagi
BERITA TERKAIT
- Mengenal Jurusan Keperawatan, Ini Prospek Karier dan Peluangnya di Masa Depan
- Bea Cukai Membekali Ilmu Kepabeanan Kepada Puluhan Pelajar SMK di Daerah Ini
- Babak Final Spelling Bee Competition Besutan EF Kids & Teens Digelar Minggu Depan
- Puluhan Tahun Digaji Seadanya, Guru Honorer di Jawa Barat Menjerit
- Bantu Siswa di Kaldera Toba, PGTS dan GO Buka Program Bimbel Persiapan Masuk PTN 2025
- Mitigasi Inklusif Kolaboratif Organisasi Jadi Model Ideal Hadapi Bencana Nonalam Pandemi