Pemerintah Didorong Giat Sosialisasi Perbedaan Susu dan SKM
Jumat, 16 Oktober 2020 – 21:34 WIB

Rizal E Halim, ketua Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN). Foto: tangkapan layar YouTube
Pendapat serupa juga disampaikan peneliti dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Natalya Kurniawati.
Menurutnya, persoalan kental manis disebabkan karena mindset bahwa produk ini adalah susu telah mengakar selama bertahun-tahun.
Ditambah literasi gizi masyarakat menangah ke bawah masih rendah.
Hasil riset tersebut juga menunjukan susu menjadi hal krusial di masyarakat di mana konsumen di Depok, sebesar 21,2 persen menempatkan SKM sebagai tambahan gizi di menu makannya.
Kemudian, 35 persen di Solo menyatakan kental manis masuk menjadi menu makanan sehari-hari di mana dalam keluarga ini terdapat anak-anak usia 5-18 tahun. (esy/jpnn)
Masyarakat perlu diedukasi bahwa susu dan SKM itu sangat berbeda, SKM lebih banyak kandungan gula daripada susu.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- KPCDI Soroti Dampak Efisiensi Anggaran terhadap Pasien Ginjal, Kemenkes Tegaskan Ini
- Ketimpangan Gender Masih jadi Persoalan di Indonesia, Perlu Kolaborasi Lintas Sektor
- BPOM Temukan Boraks dalam Kerupuk Gendar saat Inspeksi Takjil di Semarang
- Pakar Sebut Informasi Air Galon Sebabkan Kemandulan Pembodohan Publik
- 5 Penyakit yang Harus Diwaspadai saat Bencana Banjir
- Oneject Indonesia Luncurkan Mesin Hemodialisa & Kantong Cuci Darah, Menkes Bilang Begini