Pemerintah Didorong Ubah Paradigma Pengembangan Komoditas Sawit

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah diminta mengubah paradigma dan orientasi pengembangan komoditas sawit.
Menurut pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin, paradigma pengembangan sawit yang selama ini mengejar perluasan lahan, sudah waktunya diubah menjadi intensifikasi perkebunan kelapa sawit.
Najamudin menyatakan pandangannya, karena sawit merupakan komoditas perkebunan penting dalam menjaga tren pertumbuhan ekonomi nasional.
"Selama krisis pandemi sawit menjadi salah satu penyelamat bagi daya tahan ekonomi. Sawit berkontribusi 3.5 persen bagi PDB nasional dengan market share global sebesar 55 persen", ujar Sultan B Najamudin di Jakarta, Rabu (29/9).
Menurutnya, angka tersebut sangat fantastis untuk komoditas andalan.
Hal ini didukung dengan perkebunan sawit Indonesia menjadi salah satu yang terluas di dunia.
Sayangnya, secara produktivitas sawit Indonesia masih belum begitu kompetitif dibandingkan dengan negara-negara di kawasan.
Dalam lima tahun terakhir produktivitas kelapa sawit Indonesia hampir dua kali lebih rendah dibandingkan Malaysia.
Pemerintah didorong untuk mengubah paradigma terkait pengembangan komoditas sawit, seiring berakhirnya moratorium.
- Laporan Reses, DPD RI Beberkan Isu Prioritas dan Krusial di Daerah
- Bertemu Wali Kota Kupang, Senator Abraham Paul Liyanto Jajaki Konsep Sister City
- Senator Lia Istifhama Apresiasi Respons Cepat KJRI Jeddah Dalam Menangani Jemaah Haji Indonesia
- Terima Gubernur Provinsi Tomsk Rusia, Sultan Bahas Kerja Sama di Bidang Riset Hingga Sister City
- Sultan Minta Pelindo II Atasi Pendangkalan Pelabuhan Pulau Baai dengan Skala Penuh
- Analis Sebut Kans Ekonomi Indonesia Alami Perkembangan Progresif