Pemerintah Diminta Akui Jasa Sjafruddin Prawiranegara

Pemerintah Diminta Akui Jasa Sjafruddin Prawiranegara
Pemerintah Diminta Akui Jasa Sjafruddin Prawiranegara
Sjafruddin menempuh pendidikan ELS (Europeesche Lagere School) setara sekolah dasar (SD) tahun 1925, MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setara sekolah menengah pertama (SMP) di Madiun tahun 1928, dan AMS (Algemeene Middelbare School) setara sekolah menengah atas (SMA) di Bandung tahun 1931. Ia lulusan Rechtshogeschool (Sekolah Tinggi Hukum, sekarang Fakultas Hukum Universitas Indonesia) di Jakarta (Batavia) dan bergelar Meester in de Rechten.

Sjafruddin juga pernah menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri, Menteri Keuangan, dan Menteri Kemakmuran. Ia menjadi Wakil Perdana Menteri tahun 1946, Menteri Keuangan yang pertama tahun 1946, dan Menteri Kemakmuran tahun 1947. Saat menjabat sebagai Menteri Kemakmuran terjadi agresi militer kedua Belada yang menyebabkan pembentukan PDRI di Sumatera.

Seusai menyerahkan kembali kekuasaan Pemerintah Darurat RI, ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri tahun 1949, kemudian Menteri Keuangan tahun 1949-1950. Selaku Menteri Keuangan dalam Kabinet Hatta, bulan Maret 1950 ia memotong uang bernilai Rp 5 lebih hingga separuh. Kebijakan moneternya dikritik dan dikenal dengan julukan Gunting Sjafruddin.

Sjafruddin menjadi Gubernur Bank Sentral Indonesia yang pertama, tahun 1951. Sebelumnya, ia adalah Presiden Direktur Javasche Bank yang terakhir, kelak namanya menjadi Bank Sentral Indonesia. Ia menulis buku Sejarah Moneter dibantu Oei Beng To, Direktur Utama Lembaga Keuangan Indonesia.

JAKARTA - Puncak peringatan satu abad Sjafruddin Prawiranegara diperingati bertepatan dengan tanggal kelahirannya, Senin (28/2) besok. Acara akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News