Pemerintah Diminta Antisipasi Krisis Multidimensi Akibat Pandemi Covid-19
Menurut Rezky, karena ruang aktivitas ekonominya tertutup, kondisi ini berpotensi melahirkan paham radikal di tengah-tengah masyarakat.
Rezky menyebut radikalisme bisa disebabkan oleh dua hal. Yakni penyebaran ideologi dan faktor ekonomi. Saat ini, kata dia, radikalisme paling potensial disebabkan oleh ekonomi.
Rezky mengingatkan, interaksi kini lebih sering berbentuk virtual untuk menghindari kontak fisik untuk mencegah penyebaran Covid-19. Akibat dari situasi ini, pandemi Covid-19 bisa membawa perubahan yang ekstrem di tengah masyarakat. Terutama potensi penyebaran paham radikalisme.
Potensi penyebaran paham radikal di tengah pandemi Covid-19 juga disampaikan oleh Jenny Saragih dari Young Interfaith Peacemaker Community.
Menurut Jenny, mahasiswa dan pelajar menjadi kelompok yang paling rawan terpapar paham radikal.
“Peluang mereka terpapar dengan isu-isu radikalisme dan terorisme jadi semakin tinggi, karena waktu yang digunakan di ruang virtual saat pandemi Covid-19 ini lebih banyak,” kata Jenny.
Untuk mencegahnya, Jenny mengusulkan adanya dialog yang mendalam yang membahas tentang prasangka-prasangka atau kesalahpahaman yang menyebabkan tindakan intoleran.
Perlu Dialog
Lembaga Kajian Dialektika (LKD) menggelar diskusi online yang melibatkan akademisi, aktivis mahasiswa dan pemuda untuk mengantisipasi krisis multidimensi akibat pandemi covid-19.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Korupsi Insentif Nakes RSUD Palabuhanratu, Polda Jabar Tangkap 3 Tersangka Baru
- Korupsi Pengadaan Masker Covid-19 di NTB, Kerugian Negaranya
- Menkes Sebut Virus Mpox atau Cacar Monyet Tidak Mengkhawatirkan seperti Covid-19
- Kepala BNPT: RAN PE Masih Perlu Dilanjutkan