Pemerintah Diminta Antisipasi Krisis Pangan Dampak COVID-19
jpnn.com, JAKARTA -
Anggota DPR RI Komisi II Fraksi PDI Perjuangan Ir Hugua mengingatkan pemerintah soal ancaman kekurangan pangan pada Agustus mendatang.
Berdasarkan data statistik hingga Juni 2020, stok pangan nasional, khususnya beras masih aman. Namun lanjut Hugua, setelah Juni negara akan menghadapi kekurangan pangan.
“Yah, sangat tergantung pada hasil panen sekarang dan kondisi iklim pada musim tanam berikutnya,” kata Hugua, dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5).
Menurut Hugua, peringatan ini beralasan karena seluruh energi bangsa saat ini terkuras pada kegiatan melawan COVID-19.
“Walaupun pemerintah pusat telah mengeluarkan stimulus untuk membantu petani gurem, namun pasti belum sepenuhnya menyelesaikan ancaman kelangkaan pangan karena masalah utama yang dihaadapi akubat COVID-19 adalah terganggunya rantai distribusi logistik secara nasional,” ujarnya.
Ketua Gabungan Industri Pariwisata (GIPI) Sulawesi Tenggara (Sultra) ini mengatakan, ketatnya penerapan protokol kesehatan dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) menjadi pemicu terganggunya rantai distribusi barang dan saja.
“Termasuk distribusi sarana dan prasarana produksi pertanian seperti pupuk, bibit, dan obat-obatan yang sangat menentukan keberhasilan panen petani,” tuturnya.
Anggota DPR RI Komisi II Ir Hugua mengingatkan pemerintah soal ancaman kekurangan pangan dampak COVID-19
- AHF Indonesia Dorong Peran Asia dalam WHO Pandemic Agreement
- Kampanye Paslon di Kolaka Timur, Gerindra dan PAN Ungkap Kesolidan Tim Menangkan ASR-Hagua
- Hadapi Krisis Pangan, Jokowi Resmikan Pusat Riset Genomik Pertanian
- ASR-Hugua Terus Mendapat Dukungan, Kali Ini dari Bombana
- Jawab Aspirasi Masyarakat, Ini 8 Program Unggulan ASR-Hugua untuk Wujudkan Sultra Maju
- Terus Unggul di Survei Charta Politika, Potensi Kemenangan ASR-Hugua Makin Tebal