Pemerintah Diminta Cegah Pertamina Beli Medco
Kamis, 25 November 2010 – 20:02 WIB
JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesia Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara minta pemerintah menghentikan rencana Pertamina membeli saham Medco yang akan dieksekusi 30 November 2010 mendatang. "Kalau itu tetap dilakukan, berarti pemerintah dan Menteri BUMN mengulang penyelewengan yang telah terjadi pada saat IPO Krakatau Steel," kata Marwan Batubara, di Jakarta, Kamis (24/11).
Menurut mantan anggota DPD RI itu, ada sejumlah kejanggalan prosedur pembelian Medco oleh Pertamina yang perlu dipertanyakan karena tidak sesuai ketentuan yang berlaku. "Terutama soal siapa yang menjadi konsultan (hukum dan keuangan) Pertamina dalam proses akuisisi, dan adakah proses tender telah dilakukan untuk memilihnya?," tanya Marwan.
Baca Juga:
Dikatakannya, ide pembelian berasal dari Konsultan Mckenzy dua tahun lalu, dan saat ini sudah tidak relevan dan tidak berlaku. "Sejak pertengahan Oktober 2010, saat rencana akusisi diumumkan, tidak jelas siapa yang berperan sebagai konsultan Pertamina, terutama untuk menilai harga yang wajar dan objektif. Apakah hal ini sudah dibahas dalam rapat dewan komisaris dan dikonsultasikan dengan DPR?."
Lalu soal harga beli 55 persen saham Medco senilai 700 juta dolar Amerika Serikat. Menurut Marwan, itu harga yang sangat mahal. Belum lagi soal posisi hutang Medco per 30 Juni 2010 lebih dari 898 juta dolar Amerika. Sementara deviden yang diterima oleh Encore Energy sesuai porsi sahamnya pada tahun 2010 hanya sebesar 4,3 juta dolar Amerika. "Dengan kondisi demikian, sampai berapa puluh tahun yang akan datang kah Pertamina akan mencapai BEP dan memperoleh keuntungan dari investasi 700 juta dolar Amerika itu?," kata Marwan.